Berkawan dengan Lawan, Memungkinkan?

Ketika kami akan melakukan foto buku tahunan menjelang kelulusan, Ubuy juga memberikan saya tumpangan pada mobil pribadinya, sehingga saya tidak perlu menggunakan kendaraan umum. Sebenarnya saya memiliki kendaraan pribadi, tetapi saat itu panitia menginformasikan untuk tidak membawa kendaraan pribadi karena tempat parkir di studio cukup sempit. 

Selepas lulus, kami juga masih berhubungan baik, tetapi lebih banyak melalui direct message (DM) Instagram. Sesekali Ubuy pernah mengunjungi saya di kampus, tepatnya ketika ia ingin meminjam buku. Belum lama ini, Ubuy juga pernah memberikan saya lowongan pekerjaan, meskipun tidak jadi saya lamar karena saya baru berniat melamar keesokan harinya ketika lowongannya baru saja ditutup, hahaha, ya sudahlah, memang belum rezekinya. Tetapi begitulah, salah satu kejadian unik dan berharga yang mengubah cara pandang saya dalam hidup, terkhusus dalam berinteraksi sosial. 

Meskipun sampai detik ini saya belum pernah lagi berada di situasi ketika saya dan Ubuy baru saling mengenal (dan semoga tidak akan pernah lagi), tetapi setidaknya saya lebih siap jika harus berhadapan dengan situasi semacam itu. 

Dua hal penting yang saya pelajari adalah: berusaha tidak memperbesar keributan dan tidak menolak kemungkinan-kemungkinan untuk dapat menjadi akrab, karena seseorang yang tadinya kita benci, mungkin saja berubah menjadi salah satu orang terbaik dalam hidup kita sampai bertahun-tahun lamanya.