Masyarakat yang masih hidup juga pasti sangat tertekan menyaksikannya. Sebagai gantinya, mari perbanyak tayangan-tayangan positif seperti tayangan kegiatan para penyintas Covid-19 di fasilitas isolasi pemerintah, Wisma Atlet misalnya. Di sana mereka rutin melakukan senam bersama diiringi musik-musik meriah yang membuat suasana menjadi hidup dan gembira. Masyarakat pun merasa tenang melihat tayangan seperti itu dan optimis bahwa kita bisa melewati pandemi ini.
Kita harus belajar dari media Jepang dalam meliput peristiwa menyedihkan, bencana alam misalnya. Media Jepang menghindari penayangan berita para korban yang mati mengenaskan. Media Jepang justru berfokus pada keberhasilan tim penyelamat. Oleh karena itu, ketika saya bilang media harus "diam", bukan berarti media bungkam, melainkan mulai meminimalisir berita menakutkan seputar Covid-19. Mari lebih selektif dalam memberitakan pandemi yang sudah 1,5 tahun menyiksa kita ini.Â
Dengan demikian, masyarakat menjadi optimis dan pada akhirnya kita berhasil mencapai herd immunity sehingga bisa kembali hidup normal. Covid pada akhirnya akan "hilang". Ya, tentu, bukan benar-benar hilang dari dunia ini, melainkan bertransformasi menjadi penyakit yang tidak lagi begitu berbahaya sebagaimana influenza yang pernah semengerikan Covid di awal abad ke-20.
Pandemi masih ada.
Tetap waspada namun jaga mental kita.
#StopKetakutan #TebarkanHarapan #TebarkanKebahagiaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H