Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menstimulasi Motif Sosiogenetis Anak Sedari Dini

11 September 2024   12:16 Diperbarui: 11 September 2024   12:20 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Orang Tua Menstimulasi Motif Sosiogenetis Anak (sumber : Fitness For Health)

Saya memiliki keponakan laki-laki yang masih duduk di kelas 1 sekolah dasar, dimana ia mempunyai ketertarikan unik dan berbeda ketimbang anak-anak seusianya.

Jika anak-anak laki-laki seusianya tergila-gila dengan tokoh superhero Avengers, maka keponakan saya tersebut justru menggandrungi tokoh-tokoh pewayangan. Ia lumayan cukup  hapal nama tokoh-tokoh lakon utama epos Bharatayudha atau Ramayana.

Tak cuma menghapalnya, dia pun memiliki hobi mengumpulkan koleksi wayang kulit tokoh lakon pewayangan. Ia pun kadang suka memainkan wayang kulit koleksinya itu, walau memang masih sesukanya, tidak sesuai jalan cerita aslinya dan cara memainkan karakternya, hal yang masih bisa dimaklumi.

Kedua orang tuanya sebenarnya tidak punya interest pada pewayangan, keponakan saya itu tertarik dengan pewayangan, karena kebetulan di rumah ayah saya atau kakeknya, ada geber wayang yang ditaruh di ruang tamu dengan beberapa tokoh pewayangan, mungkin saja ia menjadi menyukai pewayangan, dikarenakan kerap melihatnya.

Ketertarikan yang unik dari keponakan saya ini dalam dunia psikologi disebut dengan Motif Sosiogenetis, yaitu motif-motif yang dipelajari orang lain dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang.

Motif Sosiogenetis tidak berkembang dengan sendirinya, namun berdasarkan interaksi sosial dengan orang lain atau hasil kebudayaan.

Sebagai contoh, ada orang yang menyukai musik rock, namun adapula orang yang menyukai musik dangdut. Kemudian, ada orang yang berkeinginan belajar sejarah, namun ada pula orang yang berkeinginan belajar ilmu ekonomi.

Biasanya Motif Sosiogenetis secara spesifik baru muncul sekitar usia SMP atau SMA, namun tak menampik pada usia SD pun banyak kasus ada beberapa anak yang sudah memiliki ketertarikan spesifik satu bidang, contohnya pada keponakan saya.

Motif Sosiogenetis tidak terbatas pada ketertarikan menekuni sesuatu bidang, bisa saja ketertarikan yang sifatnya kesukaan, seperti kesukaan makan nasi goreng atau bakso atau kesukaan menonton film action.

Pada artikel ini, saya akan menitikberatkan pada Motif Sosiogenetis yang berkaitan pada ketertarikan atau keinginan dalam menekuni suatu bidang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun