Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenakan Baamar Galung Pancar Matahari dari Kalteng, Menteri AHY Hadiri Upacara HUT ke-79 Kemerdekaan RI

17 Agustus 2024   17:58 Diperbarui: 17 Agustus 2024   18:25 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri AHY dan Istri Aulia Pohan hadiri Upacara HUT Kemerdekaan RI ke 79 (sumber: Kantah Kab Sukoharjo)

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghadiri upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia. Upacara yang dipimpin secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ini digelar di Lapangan Upacara Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Sabtu (17/08/2024).

Pada upacara tersebut Menteri AHY bersama Pembina IKAWATI ATR/BPN, Annisa Pohan Yudhoyono mengenakan Baamar Galung Pancar Matahari, pakaian adat dari daerah Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Pakaian yang secara adat digunakan oleh pengantin dari Suku Banjar ini memiliki ciri khas aplikasi warna dan detail yang gemerlap, sehingga seolah bermandikan sinar matahari.

Terlihat dalam pakaian adatnya, Menteri AHY mengenakan hiasan kepala, jas, celana panjang, dan sarung pendek sepanjang lutut. Sementara itu, Annisa Pohan Yudhoyono mengenakan amar/mahkota dari logam berwarna emas berbentuk dua naga berebutan mustika dan tumpukan kembang goyang yang dipercantik dengan hiasan bunga serta ronce dari kelopak mawar merah dan kembang melati yang menguncup untuk melambangkan kesucian.

Bahkan pada upacara penurunan bendera, Menteri AHY dan istri didaulat sebagai pakaian adat terbaik dari sekian banyak tamu undangan yang hadir.

Mengenal Baamar Galung Pancar Matahari  

Baamar Galung Pancar Matahari merupakan salah satu baju pengantin dari suku Banjar. Secara tradisional berwarna kuning. Baju ini terbuat dari bahan beludru (velvet) untuk mencerminkan kemewahan, serta dihiasi manik-manik (airguci) dengan berbagai motif.

Pakaian adat ini banyak terdapat di daerah pesisir di Indonesia. Pakaian bagi mempelai laki-laki berupa hiasan kepala dari bahan serupa, jas, celana panjang, dan sarung pendek (sepanjang lutut).

Sementara, mempelai perempuan mengenakan amar (mahkota) dari logam berwarna emas berbentuk dua naga berebutan mustika dan tumpukan kembang goyang. Selain itu dipercantik dengan hiasan bunga serta ronce dari kelopak mawar merah dan kembang melati yang menguncup untuk melambangkan kesucian gadis perawan. Di belakangnya halilipan (lipan) yang terbuat dari janur.

Pada bajunya berupa atasan lengan pendek dengan hiasan sabuk berwarna emas, sedangkan bawahannya menggunakan sarung dengan motif halilipan dan sisik naga, sama dengan pada pengantin pria.

Baamar Galung Pancar Matahari, yaitu suatu jenis busana pengantin yang berkembang sejak zaman munculnya pengaruh agama Islam dan kerajaan Islam yang ada di Kalimantan Selatan. Amar artinya mahkota kecil yang dipakai pengantin wanita, di Sumatra disebut sunting.

Penggunaan pakaian adat pada upacara Kemerdekaan Republik Indonesia adalah bentuk mengenal bangsa kita melalui media budaya kita yang kaya. Merdeka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun