Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Masjid Cipto Sidi , Tempat "Ngaji" Sang Kaisar Jawa

18 Juli 2024   14:07 Diperbarui: 18 Juli 2024   14:13 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papan penanda Cagar Budaya yang terletak pada gerbang masjid (sumber : dokpri)

Ada salah satu jalan kampung yang sering yang sering lihat di daerah satelit Surakarta, Solo Baru. Dimana nama jalan kampung ini agak sedikit menarik perhatian saya ketika melihatnya dari jalan raya, namanya "Pesanggrahan".

Dari namanya, agak terkesan 'keraton' banget, namun jika dilihat dari lokasinya, lumayan agak jauh dari keraton Kasunanan Surakarta.

Biasanya nama-nama kampung sekitaran Keraton menyesuaikan spesifikasi tempat kampung tersebut lalu ditambahkan imbuhan -an.

Sebagai contoh, Kepatihan, adalah tempat para Patih bertempat tinggal, lalu ada Pandeyan, yaitu dulunya tempat tinggal para pandai besi dan lainnya.

Sementara nama "Pesanggrahan", identik dengan lokasi tempat singgah atau istirahat, apakah mungkin lokasi kampung tersebut dulunya tempat singgah keluarga keraton.

Ternyata benar, untuk menjawab rasa penasaran, saya mencoba untuk menyempatkan untuk menunaikan ibadah shalat Ashar pada masjid di kampung Pesanggrahan tersebut.

Nama masjid tersebut adalah Masjid Cipto Sidi, sebuah masjid dengan arsitektur langgam Jawa klasik.

Seusai shalat Ashar berjemaah, saya sempatkan mengobrol dengan warga setempat tentang masjid ini yang berarsitektur Jawa Klasik dan asal usul nama kampung Pesanggrahan.

Mereka menuturkan kampung Pesanggrahan dulunya dijadikan tempat petilasan Pakubowono IX sebelum beliau diangkat menjadi raja.

Petilasan Pakubowono IX di kampung ini terdapat 3 bangunan penting bersejarah, yaitu Pesanggrahan, pemandian air panas dan Masjid Cipto Sidi yang dibangun tahun 1879 dan kemudian kesemuanya direnovasi oleh putranya Pakubowono X, dan bangunannya masih bertahan hingga kini.

Sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun