Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Renrakucho , Model Komunikasi Orang Tua dan Guru Ala Jepang

16 Juli 2024   04:47 Diperbarui: 16 Juli 2024   05:19 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh isian harian Renrakucho yang sangat detail (sumber : blog the Wagamama Diaries )

Belum lagi antar orang tua wali murid saling berdebat merasa paling benar pendapatnya, mereka saling berbantah-bantahan, seolah mereka adalah yang memegang otoritas kelas. Sang guru wali kelas pun menjadi stress, perintahnya cuma sederhana tetapi bisa memunculkan debat kusir di grup WhatsApp Kelas layaknya perdebatan Indonesia Lawyers Club.

Hal seperti ini ternyata jamak terjadi pada grup-grup kelas sekolah dasar se-Indonesia, dimana kerap terjadi drama atau perdebatan antar orang tua tentang suatu informasi dari pihak guru atau sekolah.

Ada hal yang menarik, dari salah teman saya yang mengajar pada sebuah sekolah dasar negeri, dimana grup kelasnya kerap ramai percakapan tak penting, mulai dari pagi hingga malam. Namun ketika para orang tua wali murid tersebut jika diundang rapat kesiswaan, yang datang tak lebih dari 10 orang tua wali murid dari 28 siswa kelas.

Realita tersebut menggambarkan betapa walaupun teknologi sudah memudahkan komunikasi antara guru kelas dengan orang tua wali murid, ternyata tak berbanding lurus dalam mengaplikasikan komunikasi yang efektif.

Adalah negara Jepang, yang kita kenal salah satu negara terbaik di dunia dalam kualitas pendidikannya ternyata faktanya tidak menggunakan aplikasi WhatsApp, Telegram atau sejenisnya  dalam membangun komunikasi antara guru kelas dengan orang tua wali murid.

Mereka ternyata masih menggunakan cara manual dalam melakukan komunikasi antara guru kelas dan orang tua wali murid, yaitu menggunakan buku Penghubung manual. Dalam istilah Jepang, buku ini dinamakan Renrakucho.

Renrakucho memang mirip fungsinya seperti buku penghubung yang kita kenal waktu jaman sekolah dulu di era 90an. Namun, Renrakucho isinya lebih detail serta rinci yang tidak hanya memuat informasi dari sekolah saja, tetapi juga berisi perkembangan anak. Ingin tahu tentang apa saja isinya, mari kita simak ulasannya.

Fungsi Utama

Renrakucho berasal dari dua frasa kata, yaitu "Renraku" yang artinya menyampaikan atau menginformasikan, sementara "cho" artinya spesial atau super, jadi jika diartikan secara harfiah mengandung arti sebuah buku yang berisi informasi-informasi sangat penting tentang perkembangan siswa.

Dari definisi tersebut sudah jelas sangat berbeda dengan fungsi dari buku penghubung kelas seperti era dulu apalagi grup WhatsApp kelas. Dikarenakan Renrakucho menitikberatkan pada perkembangan siswa, bukan sekedar informasi kegiatan sekolah.

Kolom-kolom pada Renrakucho yang harus diisi lengkap (sumber: The Wagamama Diaries)
Kolom-kolom pada Renrakucho yang harus diisi lengkap (sumber: The Wagamama Diaries)
Menariknya Renrakucho pengisiannya melibatkan 3 pihak, yaitu Guru Kelas, Murid dan Orang Tua Wali Murid. Jika pada buku penghubung di Indonesia waktu dulu, informasi masih satu arah dari sang guru, maka pada Renrakucho baik guru, peserta didik maupun orang tua, semuanya aktif mengisinya secara detail, entah itu info kegiatan sekolah, kebiasaan anak di sekolah, apa saja yang dikeluhkan anak bahkan sang Guru pun berhak tahu apakah di rumah sang anak didampingi oleh orangtuanya dalam belajar.

Pada Renrakucho, berisi banyak tabel-tabel yang harus diisi. Tiap tabelnya terpisah, ada bagian yang harus diisi oleh sang guru, siswa dan orang tuanya. Tiap tabel memiliki fungsi informasinya masing-masing, ada tabel tentang jadwal kegiatan, tabel pelajaran yang disukai, tabel kedisiplinan, tabel kebiasaan di rumah dan masih banyak lainnya, dan kesemuanya harus diisi dengan jujur apa adanya, demi perkembangan sang anak.

Apa Yang Diisi Oleh Guru dan Murid

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun