Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tips agar Anak Tidak Terkena Virus Prank Terlewat Batas

15 Juli 2024   04:47 Diperbarui: 15 Juli 2024   06:43 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus Prank yang menimpa Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Klaten beberapa waktu lalu yang mengakibatkan dirinya hingga meninggal dunia, tentunya menyisakan penyesalan yang mendalam dari teman-teman sekolah almarhum, yang awalnya hanya berniat merayakan ulang tahun sang Ketua OSIS dengan cara keusilan Prank menceburkan almarhum ke kolam sekolah, malah berakhir tragis, dikarenakan di dalam kolam tersebut ternyata terdapat aliran listrik, hingga akhirnya menyebabkan sang korban prank meninggal akibat tersengat listrik.

Sungguh tentunya kasus ini seharusnya menjadi yang terakhir di Indonesia, mengingat sebelumnya juga banyak kasus serupa yang melibatkan para pemuda usil yang berujung maut dan kadang pula menimbulkan rasa trauma bagi korban Prank.

Pada tahun 2016, di daerah BSD Serpong, Tangerang terjadi kasus Prank dimana seorang pemuda diikat oleh teman-temannya pada sebuah tiang lampu, karena sekedar untuk seru-seruan jelang ulang tahun korban, lalu setelah diikat sang korban disiram air oleh teman-temannya, naas ternyata tiang lampu tersebut terdapat aliran listrik, pemuda korban Prank tersebut pun meninggal tersengat listrik akibat tersiram air pada tiang lampu tersebut.

Perilaku Prank usil sudah jamak terjadi dimana-mana dan tentunya dimulai semenjak mereka kanak-kanak dan biasanya kecenderungan kebiasaan nge-prank sangat sering terjadi pada usia remaja, dan bahkan tak sedikit orang dewasa pun melakukan hal serupa.

Ulah prank biasanya dilakukan saat sang korban ulang tahun, membuat kejutan, atau perayaan lainnya. Mungkin niat awalnya untuk seru-seruan, namun terkadang Prank atau kejutan yang diberikan terlalu berlebihan, sehingga membuat sang korban Prank bisa saja mengalami trauma bahkan cedera serius.

Sebenarnya, secara umum membuat kejutan adalah hal lumrah, untuk menambah suasana keceriaan dalam menyambut pencapaian sesuatu, namun menurut psikolog Dr. Ade Iva Wicaksono, orang yang membuat  prank harus sangat sadar betul dengan tujuannya, bahkan menyadari risiko yang mungkin akan terjadi.

Prank-prank yang gagal kebanyakan dikarenakan tidak memikirkan risiko terburuk yang bakal terjadi, di Amerika hal yang demikian disebut "jackass", yaitu perbuatan-perbuatan yang penuh ketololan dan sama sekali tidak memikirkan risiko yang pasti terjadi, perilaku jackass memang cenderung terjadi pada remaja-remaja pria yang masih labil emosinya.

Lalu bagaimanakah kita sebagai orang tua dalam mengarahkan anak-anak yang mulai beranjak remaja, dapat mengontrol cara mereka dalam bercanda atau bersenda gurau tidak berlebihan yang kadang berujung pada keusilan tingkat parah. Setidaknya ada 4 hal yang bisa menjadi perhatian kita bersama agar anak-anak kita tidak tumbuh menjadi pribadi yang senang hobi mengusili orang lain secara berlebihan, berikut ulasannya.

Bercanda Secara Wajar

Adalah hal yang wajar antara orangtua dan anak kerap bercanda dalam keseharian, entah saat quality time atau kegiatan lainnya, namun tentunya orang tua tetap harus membuat batasan-batasan sejauh mana konten-konten candaan tersebut dilakukan.

Sebagai contoh, sebagai role model, orang tua pun tidak boleh membuat framing-framing atau perkataan stereotip negatif ke anak, walau itu bermaksud candaan, semisal sang anak memiliki fisik agak pendek dengan teman lainnya, maka kadang ada orang tua yang memanggilnya "si cebol", walau dengan intonasi candaan, karena hal tersebut sudah sangat berlebihan, dan bisa saja sang anak akan meniru suka mengejek temannya, walau dengan niat hanya bercanda, dan tanpa disadari hal tersebut adalah benih dari keusilan yang mengarah kenakalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun