Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Asal Curhat, Perhatikan Rambu-rambunya!

11 Juli 2024   09:44 Diperbarui: 11 Juli 2024   13:33 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi teman sedang curhat (sumber: The Telegraph)

Janganlah berharap terlalu banyak atau mengharapkan seluruh penyelesaian masalah kepada orang yang minta kita curhati. Dikarenakan perihal ini berpotensi memunculkan mentalitas yang mempunyai kebiasaan melemparkan tanggung jawab.

Pastikan niat awal kita bercurhat adalah untuk mengeluarkan uneg-uneg dalam diri kita, sehingga kita pun merasa lega. Terlepas apakah orang yang kita curhati bisa memberikan solusi atau tidak, kita pun jangan banyak berharap, bisa menjadi pendengar yang baik sudah cukup melegakan untuk kita.

Pasangan, orang tua, sahabat memang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah yang kita hadapi karena hubungan sosial yang terjalin, walau demikian mereka bukanlah malaikat bagi masalah yang kita hadapi, tetaplah sayangi mereka seperti biasa, walau mereka belum bisa membantu banyak dari masalah yang dihadapi.

Fokus Masalah

Fokuslah pada perbaikan situasi dan masalah yang dihadapi, bukan kepada orang yang kita curhati. Dalam artian, kita harus mengubah diri sendiri dalam menghadapi masalah yang dihadapi, bukan berusaha mengubah orang lain yang keberadaannya di luar kontrol kita.

Anda harus dapat mengubah pendekatan dan perlakuan anda terhadap orang lain. Untuk mengubah diri sendiri, mintalah masukan kepada orang yang anda curhati.

Intinya adalah kita jangan pernah berusaha menilai diri kita sendiri saat bercurhat, kita harus meminta orang yang dicurhati untuk menilai diri kita dalam masalah yang dihadapi. Seringkali orang yang meminta curhat, memaksa bahwa mereka selalu di posisi benar, padahal belum tentu demikian adanya, itulah fungsi dari teman curhat, mencoba meluruskan persepsi kita yang kadang bisa saja salah jalan, sehingga bisa fokus pada masalah yang dihadapi.

Jangan Menjual Masalah

Janganlah "menjual masalah" yang anda hadapi melalui curhat ini. Maka, janganlah melakukan curhat untuk mendapatkan belas kasihan, tetapi jangan juga menampilkan sikap atau perilaku yang bisa disimpulkan sebagai kesombongan belaka.

Pada intinya, janganlah meminta curhat karena ada niatan tertentu, seperti meminta dukungan untuk hal-hal yang mungkin saja bertentangan dengan orang yang kita curhati, maka cara pendekatan yang dilakukan adalah meminta belas kasihan dengan cara mendramatisir masalah yang dihadapi. Bisa saja orang yang diminta dicurhati menjadi tidak respek.

Jangan pula kita merasa angkuh atau sombong ketika kita ditawari solusi oleh orang yang dicurhati, dengan cara tidak menerima solusi atau pendapatnya, karena idealisme kita.

Curhatlah kepada Tuhan tentang keluh kesahmu, curhatlah kepada orang yang benar-benar bisa kita percaya betul bisa menjaga amanah, dibalik kesulitan, pasti ada kemudahan yang menyertainya. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun