Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Gapura Grogol, Gerbang Kaisar Jawa yang Terabaikan

1 Juli 2024   17:17 Diperbarui: 2 Juli 2024   10:56 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gapura Grogol dari arah selatan ( dokpri)

Kota Solo atau Surakarta memiliki sejarah yang cukup sentral dalam perjalanan bangsa ini, mulai dari jaman Mataram Islam, jaman Vorstenlanden, pasca kemerdekaan hingga ada beberapa presiden negara ini yang memiliki darah wong Solo.

Hal ini seolah membuat daerah Vorstenlanden (eks Mataram Islam Otonom) seperti Solo dan Yogya menjadi sentra budaya orang Jawa, sekaligus sentral dari pergerakan bangsa ini.

Pernah saya ngobrol-ngobrol dengan beberapa budayawan kota Solo, bahwa kota asalnya pak Jokowi ini adalah 'move'-nya bangsa ini.

Hal ini bisa ditilik dengan kisah geger Pecinan di jaman VOC, meledak ketika terjadi kekisruhan di keraton Kartasura yang akhirnya melebar ke kemana-mana. Hal yang unik pula, pergerakan Islam dan Komunis juga dimulai dari kota ini pada jaman kolonial. Kemudian pada jaman reformasi, sebelum geger Mei 98 di Jakarta, kerusuhan massal di Solo sudah dimulai duluan. Artinya kalau di Solo terjadi geger, maka 'gegerlah' seluruh negeri ini.

Salah satu fase menarik di kota ini adalah pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono X, atau yang lebih dikenal PB X oleh warga Solo.

PB X menjadi raja di keraton Kasunanan Surakarta pada rentang tahun 1893-1939. Pada masanya ini, kota Solo sekitarnya mencapai puncaknya baik dari segi kebudayaan, kesejahteraan dan segala aspek sosial lainnya. Kekayaannya sangat luar biasa tajir,  berkat bisnis industri gula serta sumber daya lainnya yang dikelola langsung oleh Keraton. Saking luar biasa kayanya, hingga beliau dijuluki sebagai 'Kaisar Jawa'.

Pakubuwono X (paling depan) sedang blusukan di kampung (sumber: matakepri.com )
Pakubuwono X (paling depan) sedang blusukan di kampung (sumber: matakepri.com )

Beliau saya nilai sebenarnya bisa dikategorikan pahlawan bagi bangsa ini, tapi memang tidak terlihat kasat mata, karena beliau sangat menjalin baik hubungan dengan pemerintah Hindia Belanda, tapi itu semata-mata untuk menjaga keamanan pembangunan di wilayah kerajaannya serta pergerakan Islam. Dan memang pada tahun 2011 beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah atas jasa-jasanya.

Tak jarang beliau seringkali berkunjung ke berbagai tempat di seluruh pulau Jawa dengan membawa rombongan yang banyak, dan setiap tempat yang dikunjungi beliau selalu membagikan uang kepada rakyat jelata, bahkan membiayai beberapa pembangunan di tempat yang dikunjunginya.

Perilaku 'populis' beliau memang tak lazim untuk raja-raja di jaman itu, makanya tak heran beliau sampai dijuluki sebagai Kaisar Jawa. Kegiatan 'blusukan' ini bahkan sampai membuat pemerintah Hindia Belanda kewalahan, karena membludaknya rakyat yang ikut menyaksikan rombongan kirab sang Kaisar Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun