Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

3 Jalan Menuju Makna Kaya

26 Juni 2024   12:45 Diperbarui: 26 Juni 2024   12:46 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 3 cara jadi kaya (sumber: Adobe stock)

Saya ada teman yang seorang top manajer bank terkemuka yang justru punya hobi bersepeda dengan sepeda kumbang jadul sambil makan soto dengan saya di pinggir sawah, baginya itu sudah kebahagiaan luar biasa, berbeda dengan rekan-rekannya yang justru bersepeda dengan sepeda mahal seperti brompton sambil nongkrong di kafe. Inilah yang namanya menjadi kaya dengan aspek 'yang agak lain'.

Menjadi "Kaya" Melalui Pilihan

Kaya itu bahagia, bahagia itu kaya, maka untuk menjadi kaya, maka orang itu harus bahagia dulu, itu yang dikatakan filsuf Fakhruddin Faiz. Maka ketika kita sudah menetapkan jalan pilihan hidup kita, entah itu pilihan untuk memilih pekerjaan, jodoh atau manifestasi hidup, maka jalanilah pilihan itu dengan sebenar-benarnya maka itu juga anda sudah menjadi bahagia dan otomatis menjadi 'kaya' pula.

Pengertian kaya sejatinya 'memiliki sesuatu', jika anda seorang tukang jualan gorengan dan anda menjalaninya dengan bahagia, maka anda pun bahagia, karena anda memiliki sesuatu yang bisa menjadi mata pencaharian.

Tetapi satu hal yang menjadi catatan adalah, pastikan pilihan tersebut haruslah sesuatu yang positif. Permasalahannya masih banyak orang beranggapan memiliki harta duniawi seabrek adalah manifestasi orang kaya sesungguhnya. Sehingga seribu cara halal dan haram merasa dibenarkan untuk meraihnya.

Padahal banyak orang bijak bahkan dalam kitab suci mendefinisikan tentang 'kaya' bukan semata-mata tentang banyaknya harta yang dimiliki, tetapi lebih kepada pilihan dalam menjalani hidup dengan rasa ikhlas dan syukur, sehingga rongga yang harus diisi bukanlah lagi isi dompet, tetapi jiwa kita yang haus akan energi positif.

Tuhan berkali-kali mengatakan dalam kitab suci, bahwa Dia-lah yang menurunkan rejeki kepada makhluknya, kita hanya dituntut ikhtiar serta berdoa kepada-Nya. Harta boleh dicari, tapi yang penting pastikan dulu jiwa anda sudah kaya terlebih dahulu. Salam orang kaya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun