Sebagai contoh, ada beberapa murid yang bicara kepada gurunya dengan kata "kowe", dalam kultur bahasa Mataraman Surakarta-Yogyakarta, itu sudah sangat kasar.
Itu baru dari segi lirik, belum lagi dari segi irama ketukan yang kadang membuat goyangan sedikit erotis, menjadikan agak kurang layak jika diperagakan oleh anak-anak. Sudah cukup banyak video-video yang demikian bersliweran di sosial media seperti Tik Tok, Youtube Shorts dan lainnya. Sekali lagi ini hanya pendapat pribadi dari seorang pendidik yang prihatin melihat kondisi demikian.
Lalu apa saja yang harus menjadi perhatian bagi kita bersama dalam melihat fenomena dimana anak-anak yang justru menggemari musik dangdut koplo sambil bergoyang ketimbang mendengarkan musik kategori anak-anak yang mendidik, berikut ulasannya.
Evaluasi Lirik Lagu Dewasa
Sebagai orangtua dan pendidik kita harus sangat selektif dalam memperdengarkan jenis-jenis nomor lagu kepada anak-anak. Utamanya lihatlah lirik lagunya, anak boleh saja mendengar lagu-lagu kategori dewasa seperti lagu bertema perjuangan, semangat kehidupan, reliji atau syair pujian. Namun, hindarilah anak-anak mendengar lagu bertema percintaan asmara yang berlebihan, perselingkuhan, atau mengandung hal erotis.
Hal ini menjadi sangat penting, karena anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, maka akan menjadi kekhawatiran bagi kita, jika mereka mendengar lirik-lirik yang kurang patut didendangkan oleh anak seusia mereka. Jangan pernah sepelekan hal ini, karena fase anak-anak adalah fase pertumbuhan, pada masa itu ia harus merekam hal-hal positif di sekitarannya, seperti lagu-lagu yang mendukung fase pertumbuhannya, yaitu lagu kategori anak-anak.
Kepatutan Berjoged
Ketukan dalam musik sudah pasti bisa tanpa sadar menggerakkan ritmik pada anggota tubuh kita, namun tidak semua ritmik irama musik layak didengar oleh anak. Musik anak-anak biasanya bertempo dan riang sehingga bisa menimbulkan gerakan natural anak-anak seperti tepuk tangan serta kaki yang bergerak ke kanan dan kiri.
Namun jika musik ritmik tersebut terlalu mengekspos goyangan pinggul seperti goyang ngebor ala Inul Daratista atau goyang-goyang viral lainnya, saya secara pribadi tidak patut ditonton dan ditiru anak-anak, sekali lagi itu kembali ke pendapat masing-masing. Lalu bagaimana dengan tari daerah atau dance tari baru, saya rasa tidak masalah, selama tidak mengekspos goyang pinggul erotis, anak-anak bisa menarikan tarian daerah atau dance modern mengikuti alunan musik.
Jangan Egois
Terkadang kita orang dewasa terlalu egois memperdengarkan lagu dewasa kesukaan kita kepada anak-anak, entah itu di rumah atau dalam perjalanan mobil. Kasuistik jika lagu dangdut koplo dimainkan saat acara resepsi pernikahan, hal tersebut tak bisa dihindari. Namun akan sangat egois jika kita sebagai pribadi dewasa menyetel lagu-lagu yang sangat dewasa setiap hari yang langsung terakses ke telinga mereka, lalu hal tersebut dianggap biasa.
Saya sebagai guru musik di sekolah, agak prihatin ketika  anak-anak banyak yang kurang hapal lagu-lagu dari Bu Kasur , AT Mahmud atau lagu-lagu anak-anak terbaru. Lagu "Guruku Tersayang" ciptaan Melly Goeslaw saja tidak semua anak hapal liriknya, sudah pasti wajar, karena orang tuanya tidak menyetelnya tiap hari. Saya ingat orang tua tahun 90an, kalau sewaktu sore, jika  sang anak sehabis mandi dan mukanya dipenuhi bedak, pasti tape-nya disetel kaset-kaset lagu anak seperti nomor-nomor dari Joshua atauTrio Kwek-Kwek, sungguh indah dan 'anak-anak' banget masa itu.
Lagu Anak-Anak Adalah Yang Terbaik
Bagaimanapun lagu terbaik yang layak bagi anak dengarkan dan mainkan adalah lagu kategori anak-anak itu sendiri. Genre lagu anak selalu berubah tiap masanya, di era sebelum 90an, alunan musiknya cenderung mendayu-dayu, sementara di tahun 90an cenderung pop new-wave, sementara di era sekarang agak variatif, namun apapun genrenya beatnya memang didesain untuk perkenalan musik bagi anak-anak.
Belum lagi lirik lagu anak sangat sarat akan nilai-nilai pendidikan dan moral yang sangat mendukung tumbuh kembangnya. Lirik lagu anak yang cenderung deskriptif menggambarkan lingkungan sekitar, sangat mendukung daya kognitifnya memahami sekitarnya.Â