Pada era awal 2000an, saya tergila-gila dengan games simulasi kota, Sim City. Permainan ini bisa dimainkan di Playstation atau di PC, sekilas games ini serasa membosankan bagi sebagian gamers di jaman itu, karena tujuan games ini adalah merancang, mendesain, membangun hingga mengelola sebuah kota dengan segala sumber dayanya dalam waktu yang lama, bukan seperti games menarik lainnya yang mengandalkan ketangkasan.
Sim City bisa dikatakan games simulasi pembangunan kota yang sangat detail, mulai dari pengelolaan sumber air, sumber energi, pengaturan tata kota hingga masalah pajak.Â
Bahkan Sim City pada seri tertentu bisa dikatakan bukan seperti games, tetapi justru bisa seperti simulasi pengelolaan ekonomi dan masalah sosial kemasyarakatan, karena di dalamnya ada unsur politik hingga isu energi hijau.Â
Belum lagi grafisnya yang ciamik, sangat realistik menggambarkan situasi kota yang riil seperti ada pergerakan kendaraan, manusia hingga musibah bencana alam. Sangat direkomendasikan dimainkan oleh mahasiswa ekonomi dan tata kota untuk mempelajari simulasi pengelolaan kota.
Seiring perjalanan waktu, saya belum menemukan games tandingan dari Sim City, memang banyak games simulasi kota bermunculan, tapi belum ada yang serumit dan sekompleks seperti Sim City. Namun sekitar (mungkin) 5 tahun terakhir, ada games dengan konsep simulasi yang sangat popular dan bahkan dikatakan oleh Wikipedia sebagai salah satu games terlaris sepanjang masa, dimana sudah terjual lebih dari 238 juta kali dan dengan lebih dari 140 juta pemain aktif bulanan. Games itu bernama Minecraft.
2 Keponakan saya yang berusia kelas 1 SD dan yang masih ikut kelas PAUD sangat menggemari games Minecraft, begitu pula murid-murid saya, mungkin hampir 60 % dari mereka tergila-gila dengan games yang sekilas identik seperti permainan Lego ini.
Games ini berkategori simulasi, namun jujur ketika kesan pertama saya melihatnya, cukup kecewa karena grafisnya kenapa kotak-kotak, kemudian tidak terlalu rumit konsep permainannya, lalu kenapa bisa laris?
Games simulasi ini terbilang sangat sederhana tapi kaya akan fitur-fitur mode permainannya, belum lagi grafisnya yang agak menyerupai permainan Lego, membuat banyak anak-anak sangat menyukai games simulasi ini.Â
Kebanyakan anak-anak menyukai permainan games ketangkasan, tetapi Minecraft berhasil mendobrak hal tersebut, dimana anak-anak pun juga bisa menggemari games simulasi yang membutuhkan kesabaran dalam memainkannya.