Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Strategi Memenangkan Debat Capres: Ini Forum Debat Bung, Bukan Halal Bihalal

10 Januari 2024   05:07 Diperbarui: 10 Januari 2024   05:29 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat Capres 2024 (sumber RRI.co.id)

Beberapa minggu terakhir, angkringan depan sekolah dimana biasa saya nongkrong selalu panas membahas ajang debat calon presiden 2024. Bapak-bapak dan mas-mas saling argumen tentang topik-topik di dalam debat tersebut, masing-masing punya hipotesa yang saya rasa lebih tajam ketimbang para capres yang tampil dalam ajang debat.

Sekelebat bicara tentang 'ajang debat', ingatan ini kembali masa perkuliahan dahulu, jelek-jelek gini saya sewaktu masih berstatus mahasiswa sering mengikuti ajang lomba debat bahasa Inggris tingkat mahasiswa, sebagai buktinya saya lampirkan foto artikel majalah kampus tahun 2007 yang memuat keikutsertaan saya mewakili Universitas Islam Sultan Agung Semarang mengikuti ajang debat bahasa Inggris yang berlangsung pada perhelatan PIMNAS tahun 2007 di Universitas Lampung.

Potongan Artikel Ketika Saya Mengikuti Lomba Debat Bahasa Inggris Tingkat Mahasiswa (Dokpri)
Potongan Artikel Ketika Saya Mengikuti Lomba Debat Bahasa Inggris Tingkat Mahasiswa (Dokpri)

Potongan artikel lama itu masih saya simpan baik-baik, karena memuat kenangan perjuangan keras agar bisa lolos ke jenjang nasional dalam perhelatan PIMNAS pada saat itu. Jujur, saya sebenarnya tidaklah begitu mahir berbahasa Inggris, cuma modal pede tingkat akut saja. Awalnya di Kampus, saya sering ikut lomba pidato dan presentasi bahasa Inggris tingkat kampus saja, dan alhamdulillah semuanya juara.

Kemudian dosen menawari untuk ikut lomba seleksi tim debat bahasa Inggris tingkat kampus, sebagai persiapan lomba ajang debat bahasa Inggris tingkat Kedungsapur dan tingkat Propinsi, hingga akhirnya bisa mewakili di ajang PIMNAS.

Alhamdulillah untuk tingkat kampus, saya berhasil mengalahkan banyak kandidat, dan akhirnya masuk dalam tim debat bahasa Inggris bersama kedua rekan lainnya mewakili kampus. Di tingkat eks Karesidenan, kalau tidak salah ingat, tim kami masuk ke dalam 8 besar. Kemudian di tingkat propinsi, saya agak lupa posisinya, tapi yang jelas, kami lolos ke PIMNAS, karena banyak kampus yang kami kalahkan di babak awal hingga 8 besar.

Di ajang PIMNAS, kami hanya bisa sampai ke babak kedua saja, saya ingat salah satu lawan kami adalah dari UGM dan kami benar-benar dihabisi babak belur oleh mereka. Anak-anak UGM saat itu saya akui benar-benar tajam dalam menjelaskan mosi debat dan sangat kaya akan data-data ketika mengajukan proposal dalam debat.

Dalam artikel ini, saya tidak berpanjang lebar tentang kisah waktu jaman mahasiswa dulu ketika mengikuti ajang lomba debat bahasa Inggris, tetapi mencoba mengkaitkan pengalaman ketika mengikuti lomba debat dengan membandingkannya pada ajang debat pilpres 2024.

Secara umum, memang ada perbedaan format mekanisme debat yang digunakan sewaktu saya dulu mengikuti kompetisi debat mahasiswa dengan debat pilpres. Format yang digunakan kebanyakan dalam lomba debat mahasiswa adalah sistem parlemen inggris, dengan menggunakan 4 faksi atau 4 kamar, dengan 2 faksi mengusung afirmatif dan 2 faksi kontra terhadap mosi, lumayan agak ribet saya jelaskan di sini tentang tata caranya, mungkin saya jelaskan di artikel yang lain.

Sementara debat capres 2024 menggunakan sistem debat konvensional yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa menyesuaikan aturan-aturan yang sudah ditetapkan KPU dan jumlah peserta debat, namun secara umum tetap mengunakan kaidah-kaidah debat yaitu ada penyampaian afirmasi mosi dalam topik debat, sanggahan mosi, menjawab sanggahan mosi dan pernyataan simpulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun