Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menghindari Sifat "Artifisial Religius"

9 Januari 2024   05:08 Diperbarui: 9 Januari 2024   05:21 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kerukunan Umat Beragama (Sumber : Coastal Courier)

Filsuf Hindu, Swami Vivekanda mengatakan "Umat Kristen tidak boleh menjadi Hindu atau Buddha, atau umat Hindu Budha menjadi Kristen, dengan demikian setiap agama dapat dipandang sebagai untaian unik dalam permadani kebudayaan dunia yang menambah keindahan dan menjaga keutuhannya". Hal tersebut disampaikannya ketika  berbicara pada parlemen agama-agama sedunia tahun 1893 di Chicago.

Aspek menghormati bukan berarti menganggap semua agama itu sama, tetapi justru memahami bahwa semua itu adalah keunikan yang memang begitu adanya dan harus kita jaga, bukan justru untuk dimusnahkan hanya kita berbeda keyakinan.

Ketika kita menyadari hal ini, maka ketika menjalankan keyakinan agama bukan sekedar memamerkan simbol-simbol agama saja, seperti berpeci, berkalung salib dan lainnya, tetapi menjadikan keunikan-keunikan tersebut bukan semata sebagai artifisial, tetapi menghadirkan 'Tuhan' dalam pergaulan antar umat manusia.

Fastabiqul Khairat

Pada akhirnya manusia di dunia akan dinilai seberapa besar manfaat dirinya pada lingkungan sekitarnya. Sebuah hadis populer dari Nabi Muhammad SAW adalah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Makna fastabiqul khairat yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan, memiliki arti yang universal bagi seluruh umat manusia. Perilaku koruptif, manipulasi, intrik-intrik dan laku culas lainnya harusnya bisa musnah jika manusia memaknai bahwa 'urip iku urup' yaitu hidup harus bisa menerangi sekitarnya.

Sungguh indah dunia ini, jika para penghuninya benar-benar saling tak mau kalah untuk berkontribusi menebar hal-hal positif bermanfaat bagi sesamanya, berbagi kebaikan dan berupaya menghilangkan kepalsuan artifisial keagamaan dalam dirinya.

Banyak jalan untuk menuju kebaikan, dan sejauh ini agama adalah media terbaik yang bisa digunakan oleh umat manusia untuk mencapai hal tersebut, jangan sampai agama dirusak oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab yang menjadikannya kendaraan hawa nafsunya. Semoga Bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun