Akan lebih baik dia menegaskan dia bisa menempati kepanitiaan seperti bendahara, sekretaris atau perlengkapan yang kiranya tidak begitu banyak bersinggungan dengan publik. Sehingga dia cukup nyaman di dalam berkontribusi pada suatu acara sekolah, hingga akhirnya lama kelamaan menimbulkan kepercayaan dirinya bahwa ia pun bisa berjasa bagi sekolah yang menaunginya.
Ciptakan Situasi Kelas Diskusi
Suasana kelas tentu tidak selalu hanya terus-menerus dalam situasi pembelajaran yang serius, seorang guru introvert pun dituntut bisa menciptakan kelas yang interaktif. Di sinilah yang menjadi tantangan guru yang kurang cakap berinteraksi.
Salah satu metode yang cocok bagi guru introvert untuk ciptakan kelas yang hidup, adalah menggunakan metode kelas diskusi. Jadi sang guru akan membagi kelas menjadi beberapa kelompok, kemudian memberikan poin-poin bahasan, kemudian masing-masing kelompok memberikan pendapat terhadap poin-poin tersebut.
Sang guru hanya bersifat fasilitator saja, tidak harus sering-sering memberikan sanggahan. Dia hanya perlu mencatat potensi-potensi yang dimiliki masing-masing peserta didik di dalam diskusi tersebut. Jadi dalam kelas diskusi, yang dominan justru ada pada para murid, sang guru hanyalah moderator saja, bukan bersifat panelis.
Bangun Komunikasi Orang Tua Wali Murid Secara Personal
Tantangan paling utama bagi guru introvert adalah ketika berhadapan dengan para orang tua wali murid. Situasi seperti rapat orang tua wali murid atau pengambilan raport peserta didik adalah saat-saat mendebarkan bagi para guru yang memang kurang luwes dalam interaksi sosial.
Jika demikian, seorang guru introvert tidak harus berubah menjadi sosok yang langsung bisa bicara banyak hal, karena sudah pasti akan menimbulkan kelelahan luar biasa baginya serta stress yang tiada hentinya.
Di dalam situasi seperti ini, jika dalam pertemuan formal seperti rapat orang tua wali murid, cukup sampaikan poin-poin utamanya saja dan kondisikan durasinya tidak terlalu lama.
Di lain hal, sang guru bisa membangun kepercayaan dan komitmen kepada wali murid melalui hubungan secara personal. Hanya sekedar mengucapkan selamat ulang tahun kepada peserta didik atau orang tua wali murid secara 'japri' tentunya akan menumbuhkan simpati di antara keduanya.
Sang guru bisa membuat jadwal pertemuan secara personal kepada masing-masing orang tua wali murid di saat kepulangan sekolah, dimana dalam pertemuan empat mata tersebut, sang guru introvert jauh lebih nyaman berbicara dengan luwes ketimbang bicara di depan para orang tua wali murid yang komplit.
Tidak hanya peserta didik, setiap guru pun mempunyai keunikannya sendiri-sendiri, dan pihak penyelenggara sekolah pun harus menghargai keberagaman karakter para guru, layaknya sebuah perusahaan dimana masing-masing karyawannya memiliki potensinya yang harus dikembangkan dan dioptimalkan. Semoga Bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H