Sementara untuk konten politik kekinian, saya himbau kepadanya untuk tidak selalu untuk menontonnya atau setidaknya menguranginya. Karena yang saya takutkan jangan sampai ada wawasan politik yang terlalu tinggi masuk dalam benak pemikirannya.Â
Bagi saya, dia mempelajari materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sudah cukup baginya sebagai dasar ilmu politik untuk anak seusia kelas 3 SD.
Sebagai guru di sekolah, kita harus menghindari materi-materi politik praktis, sekalipun itu hanya pembicaraan ringan antara murid dan guru. Karena pendidikan haruslah netral dari segala kepentingan politik, sehingga tercipta pembelajaran yang murni ilmu pengetahuan.
Berangkat dari hal tersebut, bukan berarti kita tidak membangun sama sekali kesadaran politik pada anak usia dini, tidak sekedar diberi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Â
Ada beberapa nilai-nilai luhur yang bisa kita ajarkan agar mereka kelak menjadi pribadi yang mampu memaknai politik dengan bijaksana.Â
Berikut kiranya nilai-nilai yang bisa kita ajarkan ke peserta didik usia dini tentang perpolitikan.
Nilai Kaderisasi Kepemimpinan
Politik kenegaraan pada dasarnya proses pergantian kepemimpinan atau keberlangsungan suatu pemerintahan. Proses politik yang baik apabila pergantian pemerintahan berjalan dengan mulus tanpa ada pertumpahan darah atau konflik yang terjadi.Â
Nilai ini bisa kita ajarkan kepada anak, dengan memberikan pemahaman tentang kaderisasi. Pemimpin yang hebat, adalah pemimpin yang sudah menyiapkan kader calon pemimpin hebat selanjutnya.
Dalam hal pembelajaran ke anak, bisa kita praktekkan dalam hal pendelegasian tugas-tugas yang biasa kita lakukan. Dengan membiasakan mereka melakukan hal-hal yang biasa orang dewasa lakukan, tetapi dengan batas-batas kemampuan fisik serta sosial anak, hal tersebut dapat membentuk kaderisasi dalam bentuk tanggung jawab suatu pekerjaan.
Sebagai contoh pada saat jam makan siang, guru membiasakan para muridnya yang sedang piket untuk mengambil bucket makan siang di pantry dan membawanya ke kelas, lalu membagikan paket makan siang ke teman-teman lainnya. Pendelegasian ini, tentunya bisa membentuk karakter pemimpin dalam diri anak, yang bertanggung jawab pada suatu tugas.
Nilai Demokrasi dan Musyawarah
Tidak dipungkiri nilai-nilai demokrasi adalah yang cukup mudah diaplikasikan dalam kelas. Kegiatan seperti pemilihan ketua kelas, pembagian tugas piket adalah aspek demokrasi yang bisa kita perkenalkan sejak usia dini.
Tanamkan ke mereka, untuk selalu legowo setiap keputusan yang telah disepakati bersama-sama, karena keputusan tersebut telah diambil dengan proses musyawarah. Beri mereka ruang untuk memberikan aspirasi atau pendapat jika terdapat permasalahan-permasalahan yang muncul di dalam kelas.
Melibatkan peserta didik dalam pengambilan keputusan secara musyawarah dan mufakat, adalah bentuk nyata praktik demokrasi di dalam kelas. Dimana nantinya kelak ketika mereka menginjak sekolah lanjutan, tidak canggung lagi dalam organisasi intra sekolah.