inklusif ini, ada beberapa peserta didik yang didiagnosa sebagai anak slow learner. Entah mengapa saya tidak menyukai istilah slow learner artinya kalau di-bahasa indonesia-kan menjadi anak yang lamban belajar. Kami para guru pengajar dan guru pendamping pun menghindari istilah ini dalam pengajaran. Karena bagi kami, semua peserta didik memiliki keunikan tersendiri, anak slow learner bukanlah mutlak anak yang lamban belajar, mereka hanya saja masih dalam proses menemukan jati diri yang tepat dalam menemukan metode belajar yang sesuai dengan keunikan mereka.
Di sekolah kami yang berkategoriSebelum membahas lebih jauh, kita perlu tahu dulu siapa itu anak slow learner. Slow Learner juga bisa disebut anak yang memiliki kesulitan dalam belajar. Adalah School Pschologist Files mendefinisikan slow learner adalah istilah untuk mendeskripsikan seorang anak yang memiliki keterampilan akademik memadai untuk belajar, tetapi pada tingkat dan kedalaman di bawah rata-rata anak sebayanya.
Menurut Triani (2013), anak slow learner adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal, tetapi tidak termasuk anak tunagrahita (biasanya memiliki IQ sekitar 80-85). Dalam beberapa hal anak ini mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan kemampuan untuk beradaptasi, tetapi lebih baik di banding dengan tunagrahita.
Dalam tulisan ini saya akan memaparkan beberapa pengalaman kami dalam pengajaran anak-anak slow learner. Saya bukanlah guru pendamping anak berkebutuhan khusus, namun seorang guru wali kelas dan pengembangan diri. Tetapi saya juga berkerjasama dengan para guru pendamping anak berkebutuhan khusus dalam pembelajaran, sehingga saya pun bisa melihat beberapa hal yang memang efektif dalam metode pengajaran kepada anak slow learner. Sebenarnya tak sesulit yang dibayangkan, modal utama kita adalah kesungguhan dan keikhlasan guru dalam membina murid-muridnya yang mengalami kesulitan belajar. Berikut beberapa tips yang bisa aplikasikan dalam pengajaran anak-anak slow learner :
Mengenal Kepribadian Individu Anak
Sebenarnya untuk anak reguler normal pun kita juga harus mengenal kepribadian individu si anak. Namun untuk kasus peserta didik slow learner, kita harus lebih mendalam mengenal kepribadiannya. Dalam istilah lain, proses assesment pengenalan peserta didik kategori slow learner harus lebih detail instrumen variabel-variabel yang digunakan. Sebagai contoh, pertama-tama kita harus mengetahui laporan diagnosa awal, latar belakang orangtua, hambatan-hambatan yang dia hadapi, hal-hal yang disukai dan yang tak disukainya dan hal-hal lainnya yang kiranya dapat membantu kita dalam menentukan tipe kesulitan belajar yang dihadapinya.
Menentukan Target Kecil dan Sederhana
Setelah kita cukup mengetahui data dan informasi mengenai kepribadian individu anak slow learner dan tipe kesulitan pembelajaran yang dihadapinya. Kita dapat menentukan target-target atau capaian pembelajaran yang lebih sederhana ketimbang capaian anak-anak reguler. Tentunya kita juga harus menyesuaikan kemampuan unik anak slow learner tersebut. Sebagai contoh, apabila si anak memiliki kesulitan dalam berhitung atau mengurutkan angka, maka kita harus menurunkan capaian dari standar anak reguler seusianya.
Tetapi apabila jika ada materi yang benar-benar dia kuasai, tidak masalah untuk memberi standar yang sama dengan anak reguler. Semisal, dia mempunyai kesulitan jika diterangkan secara verbal oleh guru, namun di sisi lain, dia tidak punya masalah dalam menyalin tulisan, maka bisa saja kita memberi materi bacaan-bacaan yang bisa dia salin sendiri. Sehingga lama kelamaan dia terbiasa pula memahami materi-materi yang biasa dia salin.
Pemberian Instruksi Sederhana dan Efisien
Setelah target-target atau capaian pembelajaran sudah bisa kita petakan, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana kita sebagai guru mampu membuat strategi-strategi instruksi yang sederhana kepada mereka menyesuaikan dari karakter dan capaian si anak, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang efisien.
Hal ini sangat penting sekali, karena mengajar anak slow learner sudah pasti memerlukan perhatian ekstra ketimbang anak reguler. Hal-hal teknis seperti suasana belajar, mood dan bahkan perlengkapan alat tulis, harus kita perhatikan agar tercipta pembelajaran yang nyaman antara guru dan murid.
Pengulangan-Pengulangan Secara Kontinyu
Ketika sudah tercipta pencapaian dan metode instruksi pembelajaran yang sesuai kepribadian anak slow learner. Maka jika ada materi yang kiranya agak sulit dipahami olehnya, bisa kita ulangi setiap hari, walau itu-itu saja, namun jika sudah mengetahui metode pembelajaran yang sesuai dengannya, lama kelamaan si anak bisa menangkap materi dengan baik.
Sebagai contoh, jika dia agak sulit materi menghitung pertambahan, kita tidak perlu menekannya untuk harus langsung bisa menjawab. Kita cukup memberi instruksi kepadanya untuk menyalin materinya, tanpa harus memberi soal-soal. Lakukan setiap hari, walau sedikit-sedikit terlebih dahulu, tetapi sebagai guru, anda harus yakin murid anda tidaklah bodoh, tetapi dia akan menjadi pintar di saat yang tepat.
Mendorong Minat dan Bakat Yang Disukainya