Mohon tunggu...
Satria Zulfikar Rasyid
Satria Zulfikar Rasyid Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang mahasiswa juara bertahan di kampus! Bertahan gak wisuda-wisuda.. mau wisuda malah didepak!! pindah lagi ke kampus lain.. Saat ini bekerja di Pers Kampus. Jabatan Pemred Justibelen 2015-2016 Forjust FH-Unram Blog pribadi: https://satriazr.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jamu Berbahan Malam Jahanam

21 Mei 2016   05:33 Diperbarui: 21 Mei 2016   06:24 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Awins (Seorang Seniman) kreasisenifoto.blogspot.sg

Entah mengapa keluarganya menjadi korban pembantaian, padahal berniat sedikit pun untuk memberontak tidak sama sekali. Keluarga kecilnya hanya terdoktrin sistem ekonomi yang dinilai ideal diterapkan, bahkan mengetahui akan terjadi pemberontakan pun tidak. Hanya niat segelintir tokoh PKI untuk memberontak, membuat ribuan nyawa melayang percuma.

Nasip kaum genjer seperti Sundari memang mengenaskan, malam biadab itu selalu terngiang di kepalanya. Kini transisi Reformasi membuatnya tumbuh menjadi gadis ayu nan perkasa. Semenjak kepergian Rukyati ibu angkatnya, Ia meniti hidup seorang diri, melanjutkan usaha kecil mending ibu angkatnya, yaitu jamu gendong.

Jamu gendong Suntari memiliki racikan khusus, walau berbahan empedu yang pahitnya tiada tara, namun sentuhan tetesan madu menyempurnakan antara pahit dan manis. Persis dengan masa kelamnya yang coba Ia damaikan dalam hati.

Beras kencur menjadi idola warga desa, karena manisnya sama persis dengan manis Sundari yang menuangkan jamu dalam gelas dengan seikat senyuman. Meskipun terkadang senyuman khasnya berangsur-angsur memudar, karena kebenaran malam jahanan hingga kini terkubur pada selangkangan Orde Baru.

Namun usaha kerasnya melawan dendam masa lalu semakin menguatkan tekatnya. Ia tidak ingin seperti para cecunguk yang tidak mau berdamai dengan masalalu. Racikan jamu pahit dan manis bercampur dalam adukan indah tangan mungilnya. Hingga hasilkan ramuan yang berkhasiat. Buat apa sesali waktu yang sudah merupakan janji Tuhan. Kini Sundari mengajarkan banyak orang untuk berdiri dari gelap, untuk bangun dari mimpi. Meskipun terkadang Ia tahu, bahwa masih banyak pihak memanfaatkan masa kelam itu untuk kepentingan pribadinya.

Kecantikan Sundari, Sang Anak Malam Jahanam memang tiada tara. Eksotis dan menawan, seperti foto di atas. Konsekuensi dari kecantikannya tentu akan menarik hati banyak orang. Ada yang ingin mempersuntingnya, bahkan ada juga yang ingin memperkosanya. Seperti fenomena bangsa kita saat ini. Kembali mempropagandakan suatu kebangkitan ideologi haram yang tidak lain untuk produk dagangan. Tanpa sadar mereka sedang memperkosa bangkai. Berpenetrasi dalam lubang bangkai. Dan menjilat selaput lendir bangkai yang mereka bunuh sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun