[caption caption="metro.news.viva.co.id/"][/caption]Bagaikan sebuah ukiran nama di atas debu
Yang kian terhapus silir semilir angin senja
Begitu murah nyawa untuk sebuah cerita singkat
Tak mampu direkat lama dalam ingatan
Terhapus waktu, tergilas hari
Amarah suci kau hempaskan
Korbankan dirimu dalam balutan api
Untuk pengingat mereka yang lupa
Di bawah sini berjuta kepala mendongak
Berjuta tubuh merangkak
Mencari pesona keadilan Dewi Themis
Kini tinta sejarah telah macet
Untuk menulis namamu dalam lembaran sejarah
Biarlah api suci itu terus menyala
Karena kami berhutang maaf
Atas dosa melepasmu dari ingatan kami
Tentu sejarah adalah hakim yang adil
Atas nilai dari perbuatan yang kita lakukan
Biarlah sejarah membalut lukamu
Hingga kami mengerti pedih perih perjuanganmu
Wahai saudaraku, Sondang Hutagalung
(26/2/16)
Foto: VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H