Mohon tunggu...
Satria MelgaUtama
Satria MelgaUtama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Sipil

Mahasiswa Teknik Sipil

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN UM Beri Edukasi Budidaya Ikan Nila Metode Aquaphonik kepada Masyarakat Desa Ngenep

21 Desember 2021   16:15 Diperbarui: 21 Desember 2021   16:33 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat ini dunia berhadapan dengan permasalahan mengenai peningkatan populasi yang memicu pada permintaan energi, makanan, dan air. Produksi pangan dan kebutuhan air yang berkelanjutan dibutuhkan untuk menghadapi masalah tersebut. Peningkatan populasi manusia dari waktu ke waktu menyebabkan peningkatan terhadap kebutuhan pangan global yang berdampak pada ketahanan pangan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sumber pangan sendiri dalam lahan yang terbatas.

Budidaya ikan merupakan salah satu potensi bidang usaha yang banyak dikembangkan oleh masyarakat Indonesia. Kekayaan akan sumber alam berupa tanah dan air menjadi salah satu faktor alasan dan alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat pedesaan. Seiring dengan makin peningkatan populasi penduduk berdampak juga pada pesatnya pembangunan dan mengakibatkan berkurangnya pasokan air sehingga timbul persaingan dalam pemanfaatan air.

Sistem budidaya aquaphonik muncul sebagai salah satu solusi dalam rangka pemecahan keterbatasan air. Aquaphonik merupakan suatu sistem yang memanfaatkan secara terus-menerus air dari pemeliharaan ikan ke tamaman dan sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan. Yang artinya memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dalam pemeliharaan ikan dengan atau tanpa filter alami yang berupa tanaman dan medianya.

Dengan adanya sistem aquaphonik ini telah menjawab atas adanya permasalahan semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan. Selain itu, dilahan yang sempit aquaphonik merupakan salah satu sistem yang tepat dalam pemanfaatan teknologi hemat lahan dan pemanfaatan sumber daya air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran. Melihat dari permasalahan global dan solusi yang memungkinkan, maka dengan melihat sumberdaya peternakan dan pekerbunan yang ada di desa, maka mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang tengah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengadakan suatu program "Budidaya Ikan Nila dengan Metode Aquaphonik" yang berada di Desa Ngenep tepatnya pada Dusun Curahkembang, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

Kemampuan dan wawasan dalam hal mengatasi kebutuhan pangan secara mandiri diperlukan masyarakat agar dapat bertahan menghadapi permasalahan global yang mungkin terjadi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara beternak sembari berkebun untuk memperoleh 2 hasil sekaligus dalam satu tempat yang bersamaan yakni budidaya ikan nila dengan metode aquaphonik. Kegiatan ini ditujukan untuk para warga penduduk desa Ngenep dalam bentuk produk prototype yang nantinya dapat ditirukan. Pembuatan produk prototype dari kolam ikan nila dengan metode aquaphonik berlangsung dalam beberapa hari yang dimulai pada hari Minggu (10/10/2021) dan berakhir pada hari jumat (29/10/2021), yang dikerjakan oleh tim KKN UM sendiri.

dok.pri
dok.pri

Pembuatan kolam ikan nila dengan metode aquaphonik diawali dengan suervey lokasi lahan dan melakukan pengukuran sesuai desain yang telah dibuat. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan bowplank sebagai batas tepi kolam yang akan dibuat dan penggalian dengan dibantu beberapa warga desa. Setelah kolam selesai digali mencapai ukuran desain dilanjutkan dengan pemasangan terpal dan dilakukan pengisian air. Setelah kolam selesai dibuat, dilanjutkan membuat media untuk tumbuhan yakni menggunakan pipa yang dilubangi dan serta dilakukan penyemaian bibit kangkung pada lubang yang telah dibuat. Lalu masukkan pipa yang sudah dirancang sedemikian rupa dengan semua lubah telah terisi oleh bibit tanaman ke dalam kolam. Kemudian bibit ikan nila siap di lepaskan.

dok.pri
dok.pri

Dengan terlaksananya kegiatan pembuatan produk prototype kolam ikan nilai metode aquaphonik tersebut, diharapkan para masyakarat dapat memperoleh pengetahuan atau wawasan yang baru serta menerapkannya di kehidupan. Dengan begitu para masyarakat sudah siap dalam menghadapai krisis atau permasalahan mengenai pangan global yang mungki  terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun