Mohon tunggu...
Ita Purnama Sari
Ita Purnama Sari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pilihan adalah Sebuah Tanggung Jawab

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenapa Harus OGB?

31 Mei 2013   23:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:43 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Ita Purnama Sari

‘Sesuatu’ bernama Obat

Ketika terjangkit sakit, maka dengan spontan kita mencari obat sebagai penawar rasa sakit.Obat adalah ‘sesuatu’ yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit, menghilangkan rasa sakit atau bahkan memperlambat kondisi keparahan dari suatu penyakit. Taukah anda apa sebenarnya sesuatu itu? Sesuatu itu adalah zat/ senyawa kimia. Pada awalnya zat-zat tersebut berasal dari alam, dikenal khasiatnya karena telah digunakan secara turun-temurun oleh nenek moyang manusia, hingga pada suatu saat manusia mengenal teknologi. Teknologi merupakan hasil dari buah pemikiran manusia yang memberi banyak kemudahan pada manusia.

Perkembangan Obat dari Masa ke Masa

Teknologi mengubah banyak hal yang sebelumnya telah ada, pun tak terkecuali obat. Pada mulanya obat adalah bahan yang langsung diambil dari alam, baik dari hewan, tumbuhan maupun mineral. Dalam fase itu obat yang digunakan masih dalam bentuk campuran senyawa kimia, senyawa kimia tertentu memiliki khasiat yang tertentu pula, setiap bahan memiliki kandungan kimia yang berbeda inilah yang menyebabkan adanya perbedaan khasiat antar bahan.

Pada perkembangan selanjutnya manusia mulai mencari cara agar dapat memperoleh senyawa yang berasal dari alam dengan lebih mudah, dalam arti tidak harus pergi ke suatu tempat hanya untuk mencari suatu bahan obat, pada masa ini ektraksi menjadi suatu metode penting. Bahan-bahan yang telah diekstrak dapat didistribusikan puluhan kilometer. Orang-orang yang membutuhkan obat tidak harus menempuh puluhan kilometer ketempat asal obat tersebut berada.

Ekstrak merupakan sari dari bahan yang memiliki khasiat obat, setelah tahap ini kemudian manusia berpikir lagi tentang efisiensi, logikanya suatu penyakit dapat disembuhkan dengan suatu zat yang dominan, jika demikian untuk apa banyak memasukkan banyak senyawa kimia ke dalam tubuh jika hanya satu itu yang dibutuhkan. Bahan alam atau ekstraknya merupakan senyawa kompleks, perlu suatu cara untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia yang betul-betul memiliki khasiat dengan senyawa lain yang tidak memiliki khasiat. Seiring perkembangan teknologi dan pengetahuan, manusia mengenal isolasi. Isolasi sendiri adalah metode memilih dan memilah senyawa-senyawa kimia hingga kandungan kimia yang kompleks dari suatu bahan dapat lebih disederhanakan. Hasil dari isolasi berupa senyawa murni yang disebut isolat. Isolat yang didapat kemudian diuji khasiatnya untuk memastikan bahwa isolat yang didapat memang betul memiliki khasiat sesuai yang diharapkan.

Setelah isolat ditemukan ahli kimia mengidentifikasi komponen dan struktur senyawa kimia, setelah dipastikan senyawa dan susunan molekulnya, mulailah dilakukan percobaan secara laboratorium untuk mendapatkan senyawa yang sama dengan mereaksikan bahan-bahan kimia hingga didapat senyawa yang diinginkan, proses ini dikenal dengan nama sintesis, oleh karenanya senyawa yang nantinya berhasil dibuat melalui percobaan ini, dikenal dengan obat sintesis. Obat yang pertama kali dibuat dari bahan hasil isolat maupun hasil sintesis inilah yang dinamakan obat paten atau obat innovator. Masa paten bagi pemilik paten berlangsung selama 20 tahun. Artinya selama 20 tahun tersebut, tidak boleh ada perusahaan lain yang memproduksi obat dengan bahan aktif yang sama. Namun setelah 20 tahun atau setelah masa paten habis, perusahaan-perusahaan farmasi lain boleh memproduksi obat dengan bahan aktif tersebut. Produk obat yang dibuat inilah yang dinamakan obat generik.

Obat yang beredar di Indonesia terdiri dari obat paten, obat generik bermerek dagang dan obat generik berlogo yang lebih dikenal sebagai obat generik. Di masyarakat kita ada anggapan bahwa obat generik itu tidak manjur, apakah betul seperti itu? Sebelum menyimpulkan hal yang demikian ada baiknya kita kenali terlebih dahulu hal-hal seputar obat-obat yang beredar di Indonesia.

Pengertian dan Perbedaan Obat Paten, Obat Generik Bermerek Dagang dan Obat Generik Berlogo (OGB)?

Obat paten adalah obat baru yang ditemukan suatu perusahaan farmasi berdasarkan hasil penelitian baik berupa isolat dari bahan alam maupun dari hasil sintesis yang kemudian didaftarkan patennya. Yang dimaksud obat baru disini yaitu suatu senyawa baru yang diketahui memiliki aktivitas sebagai anti dari penyakit tertentu. Misalnya saja suatu senyawa dapat menurunkan tekanan darah atau hipertensi maka senyawa yang baru ditemukan tadi dinamakan obat anti hipertensi. Masa berlaku paten yang dapat dinikmati perusahaan farmasi penemu obat yang dikenal sebagai inovetor adalah 20 tahun. Setelah masa paten habis perusahaan farmasi lain boleh membuat obat dengan senyawa yang sama tanpa dikenakan royalti sehingga muncul produk me too yang kemudian dikenal sebagai obat generik. Obat generik sendiri terdiri dari obat generik bermerek dagang yang dikenal sesuai dengan merek yang dibuat perusahaanya dan obat generik berlogo atau yang lebih dikenal sebagai obat generik. Obat generik bermerek dagang adalah obat generik yang diproduksi perusahaan farmasi yang kemudian diberi nama sesuai kebijakan perusahaan yang membuat. Sedangkan obat generik berlogo atau yang lebih dikenal sebagai obat generik adalah obat generik yang diproduksi oleh perusahaan farmasi kemudian diberi nama sesuai dengan nama dari senyawa aktif obat tersebut.

Bioekivalensi dan Bioavailabilitas Itu Apa Sih?

Bioekivalensi dapat didefinisikan sebagai kesetaraan biologi, dimana obat generik dibandingkan dengan inovatornya harus memiliki nilai ratio 1 atau hampir mendekati 1. Yang dibandingkan adalah ketersediaan hayati atau bioavailailitas. Bioavailabilitas adalah kecepatan rata-rata obat mencapai sirkulasi darah. Untuk dapat memberikan efek, obat harus berikatan dengan reseptor dalam bentuk protein yang ada di darah. Uji ini dilakukan terhadap obat baru atau innovator. Hasil dari uji bioavailabilitas obat innovator inilah yang kemudian digunakan seagai pembanding dalam uji bioekivalensi.

Bagaimana Sih Manufacturing Obat Itu?

Obat dibuat oleh perusahaan farmasi dengan standar yang ketat. Setidaknya perusahaan farmasi wajib menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) agar obat yang diproduksi memiliki mutu baik. CPOB merupakan pedoman yang mengatur semua aspek tentang cara pembuatan obat dari mulai bangunan, kondisi suhu dan kelembapan ruangan, sistem tata udara, personel, proses hingga sanitasi. Didalamnya terdapat standar-standar yang harus dipatuhi agar obat yang dihasilkan bermutu baik. Sementara itu obat generik berlogo hanya oleh diproduksi oleh perusahaan farmasi yang telah menerapkan CPOB, maka kualitasnya tidak perlu diragukan.

Sekilas Tentang Obat Generik Berlogo di Indonesia

Di Indonesia obat generik berlogo diperkenalkan sejak dua dekade lalu, namun hingga saat ini progress konsumsi obat generik belumlah mengalami kenaikan secara signifikan. Masyarakat masih menganggap obat generik sebagai obat kelas dua. Padahal sejatinya program obat generik di Indonesia bertujuan untuk memenuhi supply kebutuhan masyarakat akan obat dan solusi terhadap kenaikan tahunan biaya kesehatan. Adanya anggapan bahwa obat generik tidak manjur menjadi penyebab utama rendahnya konsumsi terhadap obat generik. Pasien merupakan konsumen obat, namun daya konsumtifnya dipengaruhi oleh dokter melalui resep yang dituliskan. Contoh tersebut merupakan salah satu penyebab, keengganan masyarakat dalam mengkonsumsi obat generik. Tetapi taukah anda bahwa anda sebagai pasien berhak untuk meminta kepada dokter agar anda diresepkan obat generik saja. Sesungguhnya itu adalah hak anda sebagai pasien. Penyebab lain dari rendahnya konsumsi obat generik berlogo adalah pilihan masyarakat atau bahkan anda sendiri terhadap pemilihan obat adalah berdasarkan rayuan iklan dimedia masa. Tidak bisa dipungkiri bahwa iklan dimedia masa memiliki pengaruh sangat besar terhadap pilihan yang dibuat kemudian.

Kenapa Memilih Obat Generik Berlogo?

Setelah kita mengenal asal usul obat serta jenis obat yang beredar, tibalah saatnya kita menentukan pilihan bijak terkait solusi kesehatan. Mungkin kita dapat mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

Ada Jaminan Kualitas

Orang sakit membutuhkan obat, obat yang baik tidak hanya memiliki khasiat tetapi juga harus manjur. Oleh karena itu diperlukan obat yang berkualitas. Bagaimana memberikan jaminan bahwa obat yang digunakan berkualitas?

a.Obat berkualitas adalah obat yang dibuat oleh perusahaan yang telah menerapkan CPOB. Pemerintah mensyaratkan perusahaan farmasi yang telah menerapkan CPOB saja yang oleh memproduksi obat generic berlogo atau obat generik. Oleh karena itu tidak lagi ada keraguan bahwa obat generik berlogo atau obat generik memiliki mutu baik.

b.Obat generik berlogo harus telah memenuhi standar saat uji bioekivalensi terhadap obat innovator. Parameter yang diuji adalah ekivalensi bioavailaibilitas. Dimana kemanjuran suatu obat erat kaitannya dengan bioavailailitas. Dengan demikian ada jaminan bahwa obat generik memiliki kemanjuran yang hampir setara dengan obat paten. Contoh mudahnya begini, misalkan anda sakit kepala, tentu anda akan mencari obat sakit kepala. Ada banyak merek obat sakit kepala dipasaran walaupun memiliki zat berkhasiat sama, sebut saja dihadapan anda ada A sampai E obat sakit kepala. Obat A sampai E sudah pasti dapat meredakan sakit kepala anda, tetapi berapa lama efek meredakan sakit kepala dapat dirasakan? Satu jam, dua jam, tiga jam atau bahkan sepuluh jam. Semakin cepat efeknya maka obat dikatakan manjur.

Lebih Hemat

Obat generik berlogo dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan obat paten atau obat generik bermerek dagang, hal ini terjadi karena:

a.Tidak ada pembebanan biaya research kepada konsumen. Sejatinya obat generik berlogo merupakan produk copy atau me too. Yang dicopy adalah zat berkhasiatnya, jika dimungkinkan bahan-bahan pembantu dalam pembuatan obatnya pun diusahakan semirip mungkin dengan obat inovatornya. Karena itulah perusahaan farmasi yang membuat obat generik berlogo tidak memasukan biaya research sebagai tambahan biaya yang nantinya akan dibebankan kepada konsumen melalui peningkatan harga obat.

b.Obat generik berlogo merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan obat masyarakat Indonesia yang mengacu pada daftar obat esensial nasional, produksinya dilakukan secara masal sehingga mereduksi biaya produksi yang nantinya akan dibebankan pada konsumen melalui harga obat.

c.Kemasan obat generik berlogo cendrung efektif dan efisien yang berarti mampu melindungi kualitas obat namun dengan harga yang bisa dibilang murah. Coba saja perhatikan kemasan obat generic berlogo, cenderung kurang menarik. Tetapi jangan terkecoh dengan tampilan luar, kemasan kurang menarik ini tidak mengurangi khasiat dari obat yang ada di dalamnya.

d.Obat generik berlogo tidak promosikan secara gencar, tidak ada obat generik yang diiklankan dimedia masa baik cetak maupun elektronik, biasanya promosi lebih cenderung dalam bentuk souvenir, leaflet dan brosur untuk kalangan praktisi kesehatan terbatas. Sehingga biaya promosi yang dikeluarkan oleh obat generik tidak terlalu besar, yang artinya pemebanan biaya terhadap konsumen pun tidak besar.

Keren

Berdasarkan pengamatan, sebagian orang merasa keren jika menggunakan pakaian atau style ala Amerika Serikat, jika itu sungguh dianggap keren maka menggunakan obat generik berlogo pun semestinya masuk kategori keren. Bagaimana tidak, di Negara Amerika Serikat penggunaan obat generik berlogo jauh lebih popular dibandingkan di Indonesia. Lebih dari separuh konsumsi obat di Amerika Serikat adalah obat generik berlogo. Hal ini karena masyarakatnya memiliki kesadaran yang tinggi akan kesehatan, dimana hampir semua orang Amerika telah menjaminkan kesehatannya kepada lembaga asuransi kesehatan, dengan mekanisme semacam itu maka konsumsi oat generik menjadi besar, kedepannya setelah tanggal 1 Januari 2014 bukan tidak mungkin obag generik akan menjadi primadona dengan diberlakukannya SJSN 2014. Jadi kenapa harus gengsi untuk mengkonsumsi obat generik berlogo?

Bagaimana Cara Mendapatkan Obat Generik

Distribusi dan sosialisai obat generik sudah dilakukan sejak dua dekade decade terakhir, namun agi sebagian orang oat generik masih terlalu asing untuk dijadikan pilihan pengobatan. Kualitas yang hampir sama dengan kisaran harga yang jauh lebih murah ketimbang obat paten dan obat generik bermerek dagang. Sebagai konsumen anda berhak memilih sendiri obat yang ingin anda gunakan termasuk memilih obat generik. Berikut beberapa cara yang dapat anda gunakan:

Mintalah Diresepkan Obat Generik Oleh Dokter

Pada saat anda sakit dan berkunjung ke dokter, dokter akan mendiagnosa penyebab sakit yang anda keluhkan, setelah dilakukan pemeriksaan dan disertai beberapa pertanyaan kemudian dokter akan menuliskan resep sebagai jawaban atas keluhan sakit yang anda sampaikan. Pada saat sebelum dokter menuliskan resep itu anada dapat meminta kepada dokter bahwa anda ingin diresepkan generiknya saja.

Mintalah Diberikan Obat Generik Ketika Membeli Obat di Apotek

Kebanyakan orang sakit di Indonesia berusaha mengobati dirinya sendiri berdasarkan gejala yang dirasakan. Kegiatan ini dikenal dengan nama self medication atau Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS) atau swamedikasi. Karena pengaruh promosi berupa iklan di media masa baik catak maupun elektronik maka biasanya anda akan lebih cenderung memilih obat generik bermerek dagang. Untuk mendapatkan saran terkait obat generik yang bisa anda pilih terkait gejala sakit yang anda keluhkan, anda dapat meminta saran dari apoteker untuk memilihkan obat generik yang paling sesuai dengan gejala yang anda derita. Apoteker akan dengan senang hati membantu anda memecahkan masalah tersebut.

Tips Bijak Menggunakan OGB

Ada sebuah ungkapan bahwa sesungguhnya obat adalah racun. Bisa menjadi obat hanya jika digunakan mengikuti aturan yang benar dan tidak disalah gunakan. Agar terhindar dari efek racun atau efek merugikan dari obat perhatikan hal-hal sebagai berikut:

1.Perhatikan tanggal Expired Date, Obat yang Sudah Expired adalah Racun. Pada saat membeli obat pastikan bahwa obat yang anda beli bukanlah obat yang telah atau waktu expired. Obat yang telah expired tidak dianjurkan untuk digunakan. Pertama karena kandungan zat berkhasiat dalam obat-obat yang telah expired berada dibawah regimen terapi yang dapat memberikan khasiat. Adakalanya obat-obat yang telah expired berubah menjadi racun, sehingga konsumsinya dapat membahayakan keselamatan jiwa. Obat-obat yang telah expired berdasarkan ciri fisik cenderung lebih pudar dari warna aslinya, adanya bintik-bintik warna pada tablet, terjadi kekeruhan pada sirup, lunak atau rapuh pada cangkang kapsul.

2.Perhatikan waktu penggunaan obat

Penting untuk menggunakan obat sesui anjuran, setelah makan atau sebelum makan. Petunjuk yang dibuat bukan tanpa alasan, petunjuk tersebut dibuat agar khasiat dari obat dapat optimal. Sebut saja tablet obat mag, saran yang dikatakan adalah satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan, dikunyah. Instruksi tersebut bukan tanpa alasan. Instruksi pengunyahan memiliki fungsi mempercepat proses penghancuran obat sehingga obat dapat segera memerikan efek, mengurangi rasa sakit akiat asam lambung. Instruksi sebelum makan memiliki fungsi agar terapi yang dilakukan dapat merjalan optimal. Pada kasus penetralan asam lambung ini akan lebih optimal jika perut dalam keadaan kosong, oleh karena itu instruksinya adalah satu jam sebelum makan atau dua jam etelah makan dengan aasumsi bahwa perut telah kosong.

3.Habiskan obat-obat antibiotik

Penyebab utama kegagalan terapi adalah ketidakpatuhan pasien dalam penggunaan obat. Adakalanya pasien dating ke dokter hanya ingin mengetahui mereka sakit apa, kemudian mengkonsumsi sebagian obat dan tidak melanjutkan lagi pengobatan dengan berbagai alasan. Pengobatan yang tidak tuntas akan menimbulkan masalah, terutama pada penggunaan obat-obat antibiotik. Antibiotik yang tidak digunakan secara enar dapat menyebabkan resistensi. Resistensi merupakan suatu kondisi antibiotik yang digunakan tidak lagi memiliki daya untuk membunuh mikroba.

4.Gunakan obat seperlunya saja

Untuk obat-obat seperti obat sakit kepala, penurun panas, sebaiknya tidak digunakan secara terus-menerus. Penggunaan obat dapat segera dihentikan jika keluhan telah reda. Terkecuali untuk obat-obat penyakit kronis seperti obat penyakit jantung, darah tinggi, gula darah penggunaannya memang terus-menerus dan tidak boleh dihentikan sembarangan, perlu nasehat dokter untuk memutuskan sampai kapan obat digunakan. Begitu pula dengan obat-obat antibiotik, obat yang telah diresepkan harus diambil semua dan harus dihabiskan.

5.Tanyakan pada ahlinya jika ada yang kurang paham mengenai obat yang dibeli

Ketika anda membeli obat pastikan anda mendapatkan informai yang lengkap seputar obat yang akan anda gunakan seperti cara penggunaan apakah obat tersebut diminum seperti biasa dengan air, dikunyah terlebih dahulu, atau mungkin diletakan dibawah lidah, frekuensi minum perhari yakti berapa kali dalam sehari obat harus diminum, efek samping yang mungkin ditimbulkan obat seperti mengantuk misalnya sehingga ketika meminum obat anda dapat menghindari mengemudi, tempat penyimpanan obat yang optimal karena beberapa obat perlu disimpan ditempat khusus seperti kulkas atau freezer agar zat berkhasiat tidak rusak. Anda juga perlu tahu makanan dan minuman yang harus dihindari saat sedang mengkonsumsi obat tersebut. Jika anda masih belum cukup paham terkait informasi-informasi terseut jangan sungkan untuk bertanya kepada petugas apotek tempat anda membeli obat.

Kesimpulan: OGB, Murah Yang Bukan Murahan

Obat generik berlogo merupakan obat yang dijamin diproduksi oleh perusahaan farmasi yang telah menerapkan CPOB, dan telah melalui pengujian bioekivalensi dengan pembanding innovator, berdasarkan hal-hal tersebut telah ada jaminan bahwa obat generik berlogo memiliki kualitas yang hampir setara dengan obat innovator. Harga obat generik yang murah sama sekali tidak berbanding lurus dengan kemanjuran. Harga murah hanya terkait soal tidak adanya biaya penelitian, tidak gencarnya promosi, kemasan yang dibuat sederhana namun tetap melindungi produk, sehingga obat yang dipasakan di jual dengan harga murah, namun jangan khawatir harga murah kualitas mengecewakan. Pemborosan yang di reduksi bukanlah aspek yang terkait dengan mutu produk. Mari gunakan obat generik berlogo sejak sekarang!


backlink: www.dexa-medica.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun