Mohon tunggu...
Sartono Sajendro
Sartono Sajendro Mohon Tunggu... penikmat bahasa, sastra, budaya -

Coretan (tangan) dari (kaki) gunung\r\n-- satoras.tumblr.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahi Lalat Negeriku

18 Oktober 2010   16:28 Diperbarui: 24 Desember 2015   17:26 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau kau seorang nasionalis, pasti kau tahu persis bahwa negeri ini memiliki tahi lalat kecil dan indah, tepat di ujung kiri bibir atasnya.

Kalau kau seorang nasionalis yang suka mitos, mungkin akan kau tafsirkan makna tahi lalat di situ dengan: banyak rejeki, pandai bicara, cerdas, juga pemurah. Atau mesti ditambah, sopan dan ramah?

Terserah mau kau tafsirkan apa, tapi yang jelas, tahi lalat negeriku sangat menawan, setidaknya di mataku.

Di mataku,

Negeriku negeri yang ramah. Dibiarkannya anak-anak tetangga bermain dan mengejar layang-layang di pekarangan belakang rumah. Kadang nongkrong kadang nyolong. Maklum, namanya juga anak-anak.

Negeriku negeri yang sopan. Dipersilakannya kapal selam dan perahu nelayan tetangga menyisir semua perairan. Mau cari ikan silakan, mau pasang radar silakan. Hubungi kami kalau perlu bantuan.

Negeriku negeri yang damai. Diperlihatkannya para pemimpin kami yang salam-salaman dan saling cium pipi kiri kanan. Jegal dan pukul hanya selingan. Kalau kehabisan bahan obrolan. 

Dan asal kau tahu,

Tahi lalat negeriku membuat tetangganya kasmaran. Siang malam mencuri pandang. Resah gelisah tak pernah tenang.

Tahi lalat negeriku membuat dunia senang. Gampanglah mengalir triliunan hutang. Asalkan diam saat dipegang-pegang.

Tahi lalat negeriku…

 

Ah, bagaimanapun bentuknya sekarang, bagiku tetap menawan. Bagimu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun