Mohon tunggu...
Tukiyem Satoh
Tukiyem Satoh Mohon Tunggu... -

a Japvanese lad in black suit & hard leather clog,\r\ncapture moments with Nikon D5100 & SGS II.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Melintasi 8 Propinsi dalam 45 Jam, Jangan Lupa Bawa Tong Sampah!

4 Agustus 2013   16:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:38 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pikiran saya gundah, kurang yakin membawa si gajah Emily, anak bontot saya yang lahir dan besar di negeri cuko untuk pergi ke negeri baso. Rencana awalnya, si gajah berwarna abu ini mau dinaikkan truk bersama barang-barang yang lain. Tetapi, karena BBM naik maka biaya truk pun naik signifikan. Setelah nego dengan berbagai vendor dan tak kunjung mendapat diskon, maka demi menghemat biaya, kami pun memutuskan untuk memaksa Emily bergerak dari zona nyamannya. Walaupun sedikit mencemaskan, badan bongsor Emily yang katanya rentan kalau diajak kencang, terlebih lagi dengan beban bawaan yang berat di pantat dan punuknya, berbagai kelengkapan keamanan yang telah dipersiapkan membuat kami cukup yakin memboyong si gajah. Persiapan Keamanan Berdasarkan data dari beberapa rekan, untuk meminimalisasi risiko selama migrasi, kami telah mempersiapkan segi tiga pengaman, tas P3K, APAR, dongkrak dan kunci-kunci, serta gomibako alias kotak sampah. Selain itu, kondisi kesehatan dan kelengkapan surat Emily pun telah siap. Persiapan Rute "Pantura macet parah, Yem..", seru Asisten Direktur saya sepulang dari Jogja. Sebuah informasi yang sangat bermanfaat untuk menentukan rute. Bersama Thomas, saya membutuhkan waktu 30 jam untuk tiba di Negeri Bapia. Ditambah data dari rekan yang baru saja kawin lari, Rawon-Lumpia memakan waktu 15 jam via jalur tengah. Jika untuk melahap Rawon-Baso butuh 2 jam, maka estimasi waktu menjadi 47 jam nonstop. Boyongan pun akan diselesaikan dalam 3 etape, musi-ciliwung, ciliwung-code, dan code-brantas, yang akan dimulai pada Rabu malam, dan akan dikemudikan secara bergantian antara saya, ayah Emily, dan kakak. Petualangan pun dimulai kembali... Mendadak hujan turun, persis 19 bulan yang lalu saat Thomas harus berpisah dengan ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara. Bagai tangis putri Fatimah atas kepergian Tan Bun An, mengantar kami dan Emily yang meninggalkan Kambang Iwak pada pukul 23.00 WIB. Di arah Bakauheni, polisi menghentikan kami. Persis seperti yang telah diperingatkan rekan, setelah kami menyerahkan surat-surat, termasuk surat jalan, dan menengok bagasi, polisi pun menanyakan berbagai alat keamanan. "Bawa segi tiga pengaman?", ujar polisi. "Saya mau lihat". "Bawa pak, P3K, kotak sampah, kunci-kunci" ujar kakak saya sembari menunjukkan setumpuk perangkat ditangannya, mempraktikkan bakat terpendam sebagai sales. "APAR ada juga loh!" Yatta!!! Lolos deh dari tilangg.. (@^^)/~~~ [caption id="attachment_279334" align="aligncenter" width="650" caption="Selamat Datang di Pulau Jawa"][/caption] Perjalanan menuju Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berjalan dengan lancar karena dilahap bertiga. Cuaca cenderung cerah dan jalanan pun aman, hanya beberapa titik kerusakan. Emily masih sehat ceria, meski hanya berhenti untuk isi minyak, ke restroom, sahur, dan buka puasa. Mendaki Bukit, Menuruni Lembah, Bak ninja Hatori, tak dapat lagi dielakkan ketika menempuh etape ke-tiga. Perjalanan santai tampa tantangan sudah berlalu. Awalnya saya berpendapat untuk melanjutkan via Surakarta, Sragen, dst. Tetapi ayah Emily berkeras, berdasarkan GPS Google Maps, dia menyarankan untuk melanjutkan via Wonosari. Jalanan berliku dan naik turun menjadi santapan. Langit pun mulai mendung, saya hanya bisa menahan napas ketika Emily menderu berhenti di subuah tanjakan sunyi dengan kanan kiri jurang, yang jalan turunannya tak tampak dari jendela kemudi. Tetapi tak ada jalan mundur, rute yang dipilih mengharuskan kami tetap menyusuri pesisir tulungagung, trenggalek, blitar, untuk sampai ke Malang. Kata pesisir memang kurang tepat menurut saya, karena jalanan tetap berada di perbukitan. Naik turun..naik lagi, turun lagi...naik lagi...turun lagi.. membosankan, meletihkan, dan menegangkan. [caption id="attachment_279341" align="aligncenter" width="650" caption="Jembatan Lengang Menuju Harapan Baru"]

13756094521011657493
13756094521011657493
[/caption] Hingga setelah kami melewati bukit kapur berwarna oranye, sebuah hamparan pantai yang indah telah menunggu di depan. Sembari melepas letih, kami langsung mengadakan photo session dadakan. [caption id="attachment_279336" align="aligncenter" width="650" caption="Hamparan Pantai di Jalan Gunung"]
13756086311193093570
13756086311193093570
[/caption] Estimasi mbah Google yang menyebutkan 6,5 jam, waktu tempuh Jogja-Malang via Selatan Murni ternyata 13 jam!, jalanan yang rusak dan sedang diperbaiki, tanjakan dan turunan tajam, macet karena buka tutup jalur, menjadi penyebab utama lambatnya perjalanan di etape ke-3. Dari 3 saran Google Maps yang kami ikuti selama perjalanan, cenderung mengarahkan ke jalur alternatif, yang kadang "gak make sense karena tidak bisa dilalui mobil". Sebaiknya kalau memang belum paham jalan, ada baiknya untuk tetap bertanya pada penduduk sekitar dan rambu penunjuk jalan. Baiklah, setelah menderu selama 45 Jam, Emily pun tiba di negeri Brawijaya, di negeri baso, yang canda penduduknya "kalo di sini cuma ada pempek palsu, kalo di Palembang adanya baso palsu", uraian senyum tawa bercampur keletihan dan kemenangan berbuka puasa. "Sumatera Selatan-Lampung-Banten-DKI Jakarta-Jawa Barat-Jawa Tengah-DIY-Jawa Timur"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun