Biasanya kelas menulis om Bud dimulai jam 8 malam pada hari yang ditentukan. Tapi kemarin ada kelas tambahan dari om Hariadhi yang waktu mulainya setengah jam lebih awal. Sama-sama materi menulis dan tentu saja nggak kalah keren dan bermanfaat. Om Hariadhi juga sama baiknya seperti om Bud yang mau berbagi ilmunya secara cuma-cuma. Seneng rasanya punya kesempatan belajar dari para expert di bidangnya. Walaupun belum benar-benar paham, setidaknya ada pengetahuan baru yang saya dapat.
Malam ini materi yang kami terima tentang Bagaimana menghasilkan uang dari menulis? wiiiihh keren banget kan? dan ternyata setelah mengikuti kelas sampai akhir, saya jadi tahu bahwa berhasil dalam menulis itu perlu proses panjang. Diperlukan kesabaran dan ketekunan sampai akhirnya tulisan kita dihargai/dibayar oleh orang lain. Mengetahui hal itu membuat saya semakin semangat untuk terus menulis. Sudah lama saya berkeinginan agar tulisan saya bisa menghasilkan uang. Yah seperti yang dikatakan om Hariadhi, kita memang selalu butuh uang, dan tentu saja kita itu termasuk saya.
Kemarin dijelaskan tahap-tahap tulisan menuju sukses, mulai dari nol hingga yang benar-benar sudah dihargai mahal. Lalu tulisan saya? ah tulisan saya masih ada ditahap paling dasar. Saya hanya suka menulis dan belum pernah menjalin kontrak dengan klien. Bagaimana mau menjalin kontrak dengan klien kalau tulisan dimuat di platform-platform saja belum pernah? kecuali facebook ya pastinya.
Hasil tulisan saya selalu saya posting di facebook. Tujuannya tak lain supaya orang membaca tulisan saya. Dan seringnya setelah membaca tulisan saya ada beberapa orang yang minta dibuatkan cerita. Awalnya saya nggak masalah. Kalau saya sempat pasti saya buatkan. Setelah itu saya posting di facebook lagi atau langsung saya kirimkan kepada orang yang meminta.
Hal itu tidak berlangsung sekali tapi cukup sering. Mereka selalu meminta dan diakhiri ucapan terimakasih jika cerita sudah selesai dibuat. Saya juga tidak mempermasalahkan hal itu, ucapan terimakasih tulus dari mereka cukup membuat saya bahagia.
Suatu hari setelah membaca tulisan saya, seorang guru yang biasa membimbing saya di sekolah mengirim pesan pribadi lewat WA, penerimaya sudah tentu saya sendiri. Isi pesan itu tak lain permintaan dibuatkan tulisan tentang dirinya. Itulah saat pertama kali saya merasa deg-degan ketika akan memulai menulis.
Mengingat orang yang akan saya tuliskan adalah guru saya sendiri. Salah memilih kata dalam deskripsi, nilai sekolah menjadi taruhan! Hahahahaha walaupun beliau tidak sekejam itu sih. Satu jam kemudian tulisan untuk beliau selesai saya tulis. Segera saya kirim hasilnya kepada guru saya tadi. Agar mendapat pemakluman saya sertakan permintaan maaf untuk hasil yang dicapai jika tidak memenuhi keinginan guru saya tadi.
Tak disangka-sangka guru saya suka dengan hasilnya. Dia berterimakasih sekaligus meminta maaf karena menggangu waktu istirahat saya dirumah, padahal saya sama sekali tidak terganggu dengan permintaan guru saya itu. Sebagai ucapan terimakasih dan permintaan maaf, Â guru saya akan membelikan ice cream untuk saya.
Waah asyik banget kan? sebagai seorang awam dibidang kepenulisan dan tulisan saya akhirnya dihargai dengan barang orang orang lain setelah sekian banyak tulisan berakhir terimakasih. Walau guru saya mengganggap ice cream itu sebagai ucapan terimakasih, saya menganggap ice cream itu adalah upah untuk kinerja saya.
Sejak saat itu saya merenung, jika setiap orang yang meminta dibuatkan tulisan itu dikenai biaya 5000 saja, pasti saya bisa mendapatkan uang jajan tambahan selama ini. Sayang sekali saya tidak menetapkan tarif untuk permintaan mereka. Guru saya membuat saya sadar bahwa tak ada yang gratis di dunia ini termasuk tulisan orang lain.
Malam ini saya kembali disadarkan bahwa tulisan kita bisa menghasilkan. Semangat menulis yang ada dalam diri saya jadi semakin membara mengetahui hal tersebut. Walaupun memakan waktu yang tidak sebentar saya akan terus berusaha. Dengan terus berlatih, kemampuan menulis saya akan semakin bagus dan terasah.