Mohon tunggu...
A. Lidya Fitrianti
A. Lidya Fitrianti Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Politik | Politik itu asyik! susah ditebak, tapi pasti. Jadi sayang banget kalau kamu apatis sama dunia politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memahami Kampanye Hitam dan Kampanye Negatif

25 Mei 2014   04:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:08 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_308385" align="aligncenter" width="550" caption="Foto Google"][/caption]

Pemilihan presiden kurang 45 hari lagi, tapi kampanye hitam kayaknya masih ada saja di social media dan di beberapa media mainstream lain. Walaupun banyak yang berpendapat bahwa beberapa kampanye hitam tersebut diluncurkan bukan oleh pihak lawan, melainkan dari pihak internal calon presiden sendiri.


Diluar dari itu semua, banyak yang belum memahami apa perbedaan antara kampanye hitam (black campaign) dan kampanye negatif. Pada intinya, kampanye hitam adalah kampanye yang ditujukan untuk menyerang dan menjelekkan pihak lawan dengan melemparkan isu yang tidak berdasarkan fakta/data yang benar. Sedangkan kampanye negatif adalah kampanye yang ditujukan untuk menyerang dan menjelekkan pihak lawan dengan berdasarkan fakta dan data yang ada.


Misalnya kampanye hitam yang ditujukan ke Jokowi soal keturunan Cina dan kampanye negatif ke Prabowo soal pelanggaran HAM. Dan masih banyak contoh kampanye hitam dan kampanye negatif lain yang beredar di dunia maya.


Tapi untuk saat ini masyarakat kayaknya sudah pada cerdas. -walaupun masih ada saja masyarakat yang terpancing- Menurut saya kampanye hitam atau kampanye negatif sudah tidak efektif lagi diterapkan.


Mending untuk tim dari masing-masing calon memberikan hal-hal positif kepada masyarakat. Mengkampanyekan visi-misinya, agar masyarakat bisa menilai pasangan mana yang pantas memimpin negeri ini untuk lima tahun kedepan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun