Mohon tunggu...
Satila ZaliantyZen
Satila ZaliantyZen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

The Miracle of Breastfeeding: Konsep Tarbiyah Pertama dari Madrasatul Ula pada Anak

6 Desember 2024   14:15 Diperbarui: 6 Desember 2024   14:30 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Madrasatul ula (ibu) yang telah melahirkan diwajibkan memberikan ASI pada anaknya hingga berusia 2 tahun. Anjuran ini tertung pada Q.S Albaqarah ayat 233 yang artinya: Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Ayat tersebut juga didukung oleh Surat Al-Ahqaf ayat 46, yang menyebutkan total masa menyusui dan kehamilan selama 30 bulan. Angka ini merujuk pada usia kehamilan minimal 6 bulan yang cukup untuk kelahiran janin sehat, diikuti oleh 24 bulan masa menyusui. Dengan demikian, Al-Qur'an secara jelas telah menggarisbawahi pentingnya menyusui, jauh sebelum panduan kesehatan modern.

Beberapa dampak positif yang dibawa ASI telah dikupas dalam berbagai penelitian. Bayi merupakan kelompok usia yang memiliki kemampuan cepat belajar termasuk dari ibunya lewat beberapa stimulus yang dilakukan. Stimulus ini meliputi taktil dan indrawi yang dapat mempengaruhi emosi dan ketenangan ibu. Mengapa demikian? Karena selama proses menyusui, ibu lebih lama mendengarkan ayat al-quran untuk anaknya pada saat itulah terbentukah sebuah kebiasaan mendengarkan kalam ilahi yang memberi nuansa ruhiyah sejak kecil jika diperdalam lagi, menyusui merupakan moment boanding antara ibu dan anak. Momen ini adalah salah satu kesmpatan yang paling tepat untuk memberikan beberapa nasihat walaupun seorang anak belum memahami bahasa yang digunakan ibunya karena di momen ini seorang anak dapat merasakan kelembutan ibunya. Contoh nasihat yanng bisa diberikan ibu pada anak “Nak sungguh besar kuasa Allah SWT menciptakanmu, jangan lupa bersyukur, taatilah perintah agama dan jauhi larangan-Nya dengan rasa ikhlas”.

Selain memberikan nasihat, momen menyusui juga dapat menjadi momen untuk mengajarkan kebiasaan baik pada anak. Ketika meyusui dan datang hujan, seorang ibu bisa mencontohkan agar berdoa di waktu mustajab seperti pada saat turunnya hujan. Anak memang belum paham apa yang sedang dikatakan ibunya tapi justru kebiasaan baik inilah yang dibutuhka nanak. Contoh doa yang bisa diajarkan ibu pada anaknya adalah sebagai berikut “Ya Allah, terimakasih atas rezeki yang engkau berikan pada hamba dan adik berupa kecukupan ASI, jadikanlah ASI ini keberkahan yang engkau limpahkan kepada kami Ya Allah”.

Menyusui bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga menjadi salah satu bentuk kasih sayang dan kedekatan emosional antara ibu dan anak. Dalam proses ini, anak tidak hanya mendapatkan zat gizi terbaik, tetapi juga menerima tarbiyah, yaitu pendidikan nilai-nilai kehidupan melalui cinta, kelembutan, dan perhatian seorang ibu. Dengan menyusui, ibu memberikan bekal fisik dan spiritual yang mendukung tumbuh kembang optimal anak, sekaligus menciptakan ikatan yang kuat yang akan membentuk kepribadian serta karakter mereka di masa depan. Oleh karena itu, menyusui adalah investasi berharga bagi kesehatan dan akhlak generasi yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun