Mohon tunggu...
Sathya Vahini
Sathya Vahini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Udayana

Mahasiswi Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana, Bali. Mempunyai beberapa cerpen dan novel di antaranya Ster-Vin, Love Before Meet, Ridiculous Triangle, Mawar Putih, Senja Bersama Malaikat, Moon's Gift and Violence of the World, dll. Penulis introvert yang suka makanan gurih + juicy + pedas, cokelat + dessert cream, ice matcha, ketenangan, musik, membaca, dan menulis tentunya. Bercita-cita menjadi nakes, penulis + sutradara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keberuntungan yang Disepelekan

22 Januari 2023   19:00 Diperbarui: 22 Januari 2023   19:01 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : YouTube HaSanMDD

"Ahh, dia itu cuma beruntung. Aslinya dia ga sehebat itu."

Apa kalian pernah mendengar kalimat seperti itu?

Umumnya orang cenderung mengapresiasi pencapaian seseorang jika bagi mereka orang tersebut memang memiliki kemampuan. Dan ada orang-orang yang menyepelekan pencapaian orang jika bagi mereka hal itu adalah hasil keberuntungan. Padahal jika sedang berharap akan undian doorprize, orang-orang akan berharap merekalah yang beruntung. Agaknya hal ini tergolong double standard. 

Umumnya kalimat seperti itu bisa kalian temukan di beberapa kasus seperti saat seseorang yang dianggap tidak sepintar yang mereka pikirkan, namun berhasil masuk ke perguruan tinggi terbaik, seseorang yang berhasil naik pangkat di kantor karena 'kesayangan' bos, atau seseorang yang memenangkan suatu perlombaan karena sedikitnya saingan?

Jika kita telaah, darimana keberuntungan itu berasal? Ya, tentu saja atas izin Yang Maha Kuasa.

Tidak perlu menghakimi, tidak perlu membicarakan hal yang buruk. Yang terpenting di sini bukan tentang bagaimana jalur seseorang bisa mencapai sesuatu. Tapi yang terpenting adalah, bagaimana seseorang bisa mempertanggungjawabkan hal yang ia capai.

Contoh, jika seseorang yang dianggap tidak pintar itu berhasil masuk ke perguruan tinggi terbaik, namun ia dapat mengerjakan tugas-tugas dengan lancar, dan berhasil lulus dengan hasil yang baik, itu artinya mereka memang layak berada di sana. Bisa saja dia memang pintar, tapi hanya malas belajar. Dan setelah diterima masuk perguruan tinggi terbaik, semangatnya membara untuk belajar.

Dan untuk mereka yang naik jabatan karena kesayangan bos, namun mereka mampu melakukan revolusi yang menguntungkan warga kantor, artinya mereka memang layak naik jabatan.

Karena itu, mari biasakan mengucapkan kalimat-kalimat yang baik, karena kalian tidak tahu apa dampaknya bagi orang lain. Kalimat yang baik bisa membangkitkan semangat orang lain untuk terus melakukan yang terbaik juga.

Percayalah, apa yang kita dapatkan di dunia ini tidak semata-mata hanya karena kerja keras atau kerja cerdas, namun ada juga jalur keberuntungan. Seseorang yang berhasil baik karena jalur kemampuan atau keberuntungan, kedua jalur itu sama-sama hebat. Karena tidak semua orang bisa beruntung, dan tidak semua orang mempunyai suatu kemampuan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun