Mohon tunggu...
SATELIT AKTIF
SATELIT AKTIF Mohon Tunggu... Jurnalis - PENGAMAT

Mengamati, mengamalkan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Blue Film Mendominasi, Konten Sepanjang Masa, Antisipasi Dampak Buruknya

9 Agustus 2023   22:29 Diperbarui: 9 Agustus 2023   22:41 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Milik Pribadi, Blue Film Mendominasi, Konten Sepanjang Masa, Antisipasi Dampak Buruknya

Blue Film Mendominasi, Konten Sepanjang Masa, Antisipasi Dampak Buruknya.

Konten bertema blue film merupakan konten yang akan ada sepanjang penggunaan internet masih digunakan di dunia ini, tak sampai disitu bahkan bisa juga mendominasi pada pencarian, ini dikarenakan hasrat seksualitas selalu ada dalam setiap orang, tapi konsumsi tontonannya hanya sebatas persoalan menyelesaikan nafsu birahi saja, ini bukan persoalan edukasi dan bahkan cenderung berdampak buruk apabila terlalu sering ditonton.

Selain hal diatas, tayangan tersebut juga memiliki batasan umur tertentu harusnya yang bisa mengaksesnya, bahkan itupun tidak disarankan, dampak damagenya secara tidak langsung sudah dapat disadari secara bersama - sama, hanya saja konten blue film akan selalu ada dalam perkembangan zaman, itu sudah dibuktikan dari zaman mengaksesnya berupa kaset sampai sekarang dapat diakses dimanapun dengan perkembangan yang pesat, berawal dari suatu rasa penasaran semua kemudian pada beberapa banyak kasus berujung pada kecanduan.

Candu yang diakibatkan cukup mengganggu dalam aktivitas keseharian seseorang bagaimana tidak pecandunya biasanya memiliki kekurangan dari mulai badan lemas sampai kurang gairah dalam menjalankan aktivitas keseharianya, kemudian disusul dengan mudah emosian dan cenderung tidak mudah fokus.

Kalangan pengaksesnyapun cukup beragam tidak mengenal kasta, hanya saja yang perlu diwaspadai bahkan sampai kalangan dibawah umur yang sangat dikhawatirkan, selain usia belum matang dan harusnya belajar positif, malah dikhawatirkan terjerumus pada circle pergaulan bebas bahkan sex bebas, begitupun berlaku bagi setiap usia pengaksesnya.

Penyebarannya yang cepat sampai susah dibendung, didukung oleh kemajuan IT membuat sulit terkontrol oleh siapapun, ini bukan sekedar edukasi sex tapi sikap dalam menangani hal ini harus diperhatikan serius, bagaimana sensor dan batasan umur harusnya bisa diperhatikan, sepanjang masa mewarnai perkembangan IT konten blue film cenderung abadi dalam proses konsumsinya, banyak digemari dan dicari di pencarian.

Aktornyapun beragam dari berbagai kalangan, meliputi ras dan negri yang berbeda, lokal dan internasional, perlu digaris bawahi bahwa sesungguhnya pembuatan kontennyapun itu dikhususkan untuk negri yang kekurangan jumlah penduduk akibat pola kerja dan rutinitas yang tinggi, disini perlu jadi pertimbangan dalam penayangan konten tersebut bagi negri dengan populasi penduduk sudah sangat banyak, untuk meminimalisir pertambahan yang terus menerus, sehingga bisa berdampak pada jumlah bertambahnya jumlah angka pengangguran, dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebih, akibat termotivasi dari tontonan itu.

Meskipun upaya pencegahan telah dilakukan dengan munculnya regulasi yang diberlakukan, tapi kerap sampai kini konten blue film masih mewarnai jagat maya, dan menjadi momok menakutkan bagi perkembangan kedepan bagi sebagian orang yang berpikir tentang perlunya menjaga keberlangsungan, yang relefan sesuai dengan kapasitas suatu bangsa.

Selain itu tayangan itu cenderung tidak mencerminkan budaya timur, yang menjunjung tinggi akhlak dan etika dalam suatu peradaban, narasinya yang juga kadang tidak sesuai dengan adat dan kebiasaan masyarakat kita harus jadi pertimbangan, namun demikian dominasinya sangat kuat dan susah untuk dibendung, pengaruhnyapun sangat masif dalam mewarnai pengaksesan minat yang menyangkut orang banyak.

Secara kesehatanpun tidak baik, karena konsumsi berlebih akan tontonan itu dengan berbagai macam komposisinya, dapat mempengaruhi cara kerja otak, hingga membuat berpikir cenderung tidak stabil, ini juga harus jadi perhatian bagi setiap pelanggannya agar tidak terlalu kecenderungan berlebih.

Demikian semoga bermanfaat, salam sejahtera bagi kita semua, terimakasih sudah menyimak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun