Mohon tunggu...
SATELIT AKTIF
SATELIT AKTIF Mohon Tunggu... Jurnalis - PENGAMAT

Mengamati, mengamalkan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bisakah Berhenti Tonton Blue Film, Pernahkah Pahami Kondisi Psikologis Artisnya

6 Agustus 2023   03:16 Diperbarui: 6 Agustus 2023   05:19 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Milik Pribadi, Bisakah Berhenti Tonton Blue Film, Pernahkah Pahami Kondisi Psikologis Artisnya

Sebelumnya perlu dipahami bahwa dibuatnya tulisan ini bukan untuk menghakimi salah satu pihak, atau mengakhiri industri pembuatan suatu film.

Tapi pernahkah kita berpikir bahwa dibalik jutaan bahkan miliyaran penonton blue film diluar sana pernah berpikir bahwa yang dia tonton berdampak pada viral atau trendingnya sosok yang tampil pada adegan didalamnya, bagaimana keadaan psikologis atau bahkan kehidupannya paska jadi buah bibir dan dampaknya bagi sosial.

Ironi betul memang, baik disengaja ataupun tidak, tontonan yang ditonton kita dalam tanda petik, itu merupakan view yang menambah famor daripada penyedia tayangan dan berikut artis pemainya sehingga mendorong secara tidak langsung untuk terus memproduksi hal itu.

Dalam hal diatas hanya saja, dikita dengan budaya yang sangat luhur dan memiliki kepercayaan religius tinggi serta berbudaya sopan dan santun secara tidak langsung menolak konsumsi dan dampaknya juga mengupayakan agar sebisa mungkin hal - hal negatif seperti itu tidak menjadi konsumsi tontonan.

Alasannya jelas psikologis sang aktor, dampaknya buruknya bagi lingkungan sosial, efek dari budaya luar yang bisa saja menjamur yang harus diminimalisir.

Meskipun sengaja atau tidak sengaja ada unsur kesengajaan tetap, dan hukum sebab akibat berlaku, tapi penayangannya masih terus berlangsung dan susah dibendung didukung oleh kemajuan teknologi informasi yang sulit dikontrol.

Kita disini memposisikan sebagai pemerhati, dan sedikit sekali konten yang membahas tentang ini sebagai bentuk kepedulian sebagai sesama manusia dan unsur kemanusiaan yang harus diperjuangkan.

Sadar tidak sadar, budaya ini salah kaprah dan merugikan banyak orang secara tidak langsung dampaknya, mulai dari pelecehan seksual, dampak psikologis, penyimpangan sosial semuanya bermula tanpa disadari konten blue film menyumbang masalah pada bagian seperti ini terhadap berbagai kalangan.

Apalagi budaya kita sangat menjunjung tinggi rasa kemanusiaan, serta peradaban yang majemuk lebih dalam lagi sopan santun dan mengerti etika.

Pesan moral, semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun