Siang jelang sore, angin semilir datang dari jendela depan, menyejukan ruang tengah. Rumah type 36, tembok batako, teras setengah jadi, lantai semen, sisa tanah belakang buat dapur dari papan dan gedeg, atap seng, bekas bongkaran proyek, listrik 450wats.
Dari pintu belakang menyeruak aroma peyek ikan goreng, 'heem sedapnya...sambal terasi, peyek ikan dan lalap kecipir muda, nikmatipun makan sore ini ya Allah' bayang kenikmatan melayang dalam benak pikiranku, diikuti kemruyuk demontrasi cacing-cacing dalam perutku.
Sambil menunggu, aku mengambil koran bekas bungkus ikan kering. Duduk di belakang anakku wedok, sedang asik nonton tipi buntut 14'seumurannya.
"Bapak lihat itu, ada iklan kosmetik, bila memakainya jadi lebih muda 10 tahun" tegur anakku, aku taruh koran di atas meja.
Sepintas aku lihat layar tipi itu, "Lebih muda? Memang bintang iklannya masih muda" dalam pikiranku.
"Nduk, pengin makai kosmetik itu" tanyaku, seketika anakku menengok, sambil matanya berbinar-binar "mau pak?"
"Apa tidak salah?" tanyaku
"Tidak salah, Skar kan cewek?" belanya
"Bapak tidak mau belikan, nanti dibuat repot lagi" jawabku
"Lho...Skar sudah tidak bikin repot, tuh, kopi Skar yang buatkan"
"Bapak tahu, Skar pintar buatkan kopi enaaak, makasih sayang. Tapi umur Skar baru 10 tahun. Nanti gimana kalau pakai kosmetik itu malah wajahnya mundur 10 tahun, jadi seperti anak bayi lagi? Mau?" jawabku, sambil aku rangkul, belai dan kecup kepalanya.