Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Money

Modus Strategi Marketing, Apa Modus Menipu?

19 Oktober 2010   14:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:17 7033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal mulanya saya lagi santai nongkrong sambil ngobrol 'ngalor-ngidul' dengan teman lama yang baru tiba dari Jogya didepan rumah persis dipinggir jalan raya dan pinggir kota, jadi hal biasa sering jadi ampiran sopir-sopir mobil dan pengendara motor dari luar kota menanyakan arah jalan/alamat yang dituju.

Benar juga waktu itu ada mobil suzuki carry pakai box dengan plat nopol mobil luar kota berhenti, sudah bisa saya tebak pasti menanyakan arah jalan/alamat yang dituju, benar juga setelah turun salah satu penumpangnya mendekati kami "Pak numpang tanya arah menuju ke Baturaden, lewat mana ya" dengan logat/dialek daerah timur, setelah saya tunjukkan arah-arahnya, dari dalam mobil dua temannya turun dan langsung membuka pintu box, sambil memanggil kami "pak kesini sebentar, ini saya punya barang baru, bagus kompor gas 2 mata" saya jawab "saya sudah punya" dia tetap ngotot "coba kesini pak lihat nih ada yang lain blender, magic jardari merek-merek terkenal, kelebihan kirim barang, jual murah, separo harga toko" dengan meyakinkan dia ambil salah satu barang yang masih dalam gardus dibungkus plastik, saya tetap jawab "sudah punya, coba tempat lain mas" karena kami tidak menanggapi dan mendekat maka barang tersebut dimasukkan dan pintu box ditutup kembali, dia melanjutkan perjalanan kembali.

melihat hal tersebut tersebut jadi bahan obrolan hangat dengan teman saya  'tadi itu mau jual barang, apa akhirnya menipu', ini sudah kejadian yang ke empat dalam 10 bulan terakhir kalau tidak salah ingat dan semuanya saya tolak tegas tawaran seperti itu (saya amati/ingat-ingat: orang lain-lain, barang yang ditawarkan beda-beda, jenis mobilnya berbeda, modusnya sama dan mobil platnya dari luar daerah/propinsi). semua saya tolak dan tidak dtanggapi, karena pengalaman saya dan tetangga belakang rumah, 1 tahun yang lalu saya hampir masuk perangkap strategi marketing mereka.

Pada waktu itu sore hari jam 17.00-an saya kebetulan  pulang dari kebun lewat jalan kampung dibelakang rumah ada mobil parkir pick up L300 plat luar kota  membawa sofa, meja dan kasur dan tempat tidur ukuran sedang, dibelakang mobil ada 2 orang yang sedang memperbaiki tali pengikat barang tersebut, yang satu menegur saya menawari salah satu barang yang ada diatas pick up "pak, ini ada barang-barang pesanan tapi dibatalkan, mau saya jual murah separo harga buat ongkos pulang ke daerah barat” dasar saya sok suka akrab jadi saya tanya balik “kenapa, apa sebab dan bla-bla-bla”

Saya sedang ngobrol ‘ngalor ngidul’, terlihat ada satu orang lagi mungkin sopir turun, melepas tali pengikat sambil menurunkan barang yang dibagian atas “sudah pak, ini sofa dan mejanya 800 ribu, tanpa meja 650 ribu bla-bla-bla” biasa kecap pasti nomer satu semua. Saya jawab “tidak saya tidak perlu barang tersebut”, ganti orang yang satunya sambil menurunkan kasur model spring bed ditaruh di jalan “gini aja pak, ambil spring bed ini saja 350 ribu murah di toko berapa, kalau sama dipannya 600 ribu …bla-bla-bla” tetap ngotot “dah bapak mau nawar berapa terserah” saya tetap bilang “tidak, saya sudah punya barang tersebut, maaf saya mau pulang sudah Magrib” biasa di kampung kalau ada sesuatu pasti pada merubung dan ikut-ikutan pegang-pegang barang dan komentar, saya lihat tetangga belakang rumah jadi sasaran tembak, saya sendiri setelah itu tidak kebelakang lagi.

Setelah satu mingguan saya di panggil tetangga “pak, lihat nih sofanya ambrol/rusak yang waktu itu ditawarkan ke bapakternyata. rangkanya pakai kayu sengon, karetnya pakai ban dalam dan busanya bekas. Covernya saja yang bagus tapi ini juga pada sobek-sobek, pakunya pakai stripples. Ini mejanya juga sama yang bagus hanya pelapisnya rangkanya kayu sengon afkir, kurang ajarnya hanya di lem tidak pakai paku, ini juga rusak diduduki anak saya, ambrol”,  ”dulu bapak harga beli berapa”, tanya saya. “dia minta 700ribu, saya tawar 600 ribu sama mejanya,  karena tidak ada kesepakatan saya tinggal pulang Sholat Magrib, tiba-tiba selesai Sholat ada yang ketuk-ketuk pintu saya keluar, lho sofa dan orang tersebut sudah di teras depan, bilangnya yaa sudah pak ini buat bapak 600 ribu + meja, ya saya bayar, ternyata saya kena tipu” saya bilang “ya gimana lagi pak sudah dibeli, saya waktu itu sebenarnya sudah curiga ini barang tidak beres, tapi gini saja coba diperbaiki lagi saja bawa ke tukang jok diseberang jalan, dan lain kali jangan ditanggapi”, wah ternyata tetangga sendiri msauk perangkap (saya kutip percakapan saya dengan bapak tetangga saja, waktu itu istrinya juga ada tapi untuk percakapan dengan ibu tetangga tidak saya kutip, maklum para ibu kalau suaminya kena tipu omelannya bisa satu halaman penuh isinya, pegel ngetiknya).

Nah kalau yang ini tetangga agak jauh tapi masih satu erte, ceritanya pada waktu kumpulan erte bapak ini buka kartu ternyata yang beli springbed + dipannya istrinya buat anaknya, crita dan nasibnya sama cuma umurnya agak panjang kurang lebih 2 mingguan dipakai anaknya tidur tidak masalah, lha ini masalahnya timbul istrinya lagi uring-uringan pindah tidur dikamar anaknya tedengar suara brak dan teriakan anaknya setelah ditengok oh ternyata dipannya ambrol/patah, otomatis yang pada mendengarkan ceritanya pada ketawa (biasa bapak-bapak kalau istrinya yang kena tipu, jadi bahan ketawaan) terus saya tanya “kena harga berapa, pak?” bapak tetangga cerita “istri saya nawar 400ribu sama dipannya, penjualnya minta 500ribu tadinya sudah tidak jadi beli tinggal pulang, malam jam 9 malam datang lagi sambil bawa spring bed+dipan minta dibayar 450 ribu dikasih bonus 2 bantal, istri saya setuju”

Dalam rapat erte masalah ini juga dibahas hasilnya ada tiga pendapat yang satu: menyatakan bahwa ini penipuan gaya baru, pendapat kedua: yang beli kurang teliti, hanya melihat bungkusnya saja tidak melihat dalamnya, pendapat ketiga: ini teknik penjualan yang ‘pintar’ menggabungkan antara ilmu marketing / seni menjual, psikologis / kelengahan konsumen dan seni akting (pada kuliah dimana ya dulunya). Akhirnya sepakat kalau ada hal seperti itu lagi jangan menanggapi apapun yang ditawarkan dan tolak dengan tegas dengan satu kata ‘tidak’

Oh ternyata teman saya yang dari Jogya juga ingin bagi pengalaman: karena telah jadi korban 'tidak teliti', kalau ini cat tembok aspal (asli catnya, palsu mereknya). Ceritanya begini 6 bulan yang lalu sedang merenovasi dan akan mengecat ulang tembok rumah, waktu itu hari Sabtu sore kira-kira jam 5an kedatangan 2 orang naik sepeda motor dengan dandanan/gaya seperti tukang bangunan, di cantolan motornya ada tas isinya alat-alat pertukangan sampai keluar/kelihatan, setelah basa-basi dia menawari 2 kaleng besar cat tembok alasanya bayarnya masih kurang, mau pulang anaknya sakit jadi dia dikasih sama mandornya 2 pail cat tembok merek terkenal dan mahal d*lux ditawarkan dengan harga 300ribu per pail, barangnya masih di proyek kalau minat dan setuju dengan penawaran tersebut baru barang itu akan diambil setelah sampai dibayar.

Karena punya langganan toko besi dia telp cek harga pasaran cat tembok tersebut ternyata harga toko sampai 900 ribu/pail, dengan harga 300ribu/pail langsung minta 2 pail ‘murah’ pikirnya. Setelah sholat Magrib orang tersebut datang lagi sambil membawa 2 pail cat tembok langsung ditaruh di ruang tamu, setelah dibayar lunas 600 ribu, orang tersebut juga menawari di proyek masih ada sisa 10 zak semen kalau mau dengan harga 25 ribu/zak besok pagi diantar, minta yang 5 zak dibayar dimuka, tapi teman saya tidak mau, orang tersebut pamit dan berjanji besok pagi-pagi semen akan diantar.

Besok paginya ke toko besi langgananya, setelah beli keperluanya selesai ditanya pemilik toko besi “jadi dibeli cat temboknya” “pastilah bos, murah” setelah basa-basi“saya mau satu pail saya ganti untung 500ribu boleh” jawab teman saya “boleh nanti saya ambil dan antar kesini bayarnya potong bon-bon saja”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun