Bicara ‘unik’ dalam kamus besar bahasa Indonesia [a] Tersendiri dalam bentuk atau jenisnya. Lain daripada yang lain, tidak ada persamaan dengan yang lain. bila menyangkut kuliner unik, Banyumas khususnya Purwokerto, termasuk gudangnya kuliner unik. Seperti, Kripik tempe, mendoan, dage, Soto Sokaraja, Soto jalan Bank, Getuk goreng, Klanting, dan lain-lain. Setiap saat sedia, bila anda menyambangi ke tempat-tempat kuliner tersebut yang bertebaran di wilayah Banyumas. Demikian juga dengan wilayah/daerah di Indonesia Raya pun mempunyai keunikan kuliner yang sangat luar biasa. Namun rasa unik itu sendiri pendapat saya adalah relatif, karena apa ?
Menurut saya, itu semua jadi unik rasanya khususnya bagi pendatang yang baru menyambangi dan atau baru pertama kali icip-icip akan merasakan rasa ‘unik’ demikian juga bagi anda yang telah lama merantau saat kembali, anda akan bertemu/merasakan kembali ‘rasa’ unik itu. Dan kuliner unik tidak identik dengan kuliner ‘rasa’ enak, karena ‘rasa’ itu relatif.
Namun bagi warga yang asli dan anda yang sudah lama tinggal di suatu tempat produk kuliner, anda akan merasakan sesuatu yang tidak unik lagi, anda akan merasa biasa saja rasanya.
Demikian sebaliknya, bagi anda bila ke luar kota dan menyambangi tempat-tempat kuliner dan mencobanya. Maka anda akan mersakan sesuatu ‘rasa’ yang unik, ketika mencobanya. Ini terkait dengan keunikan olah seni rasa kuliner yang ada pada daerah tersebut, pernah saya postingdisini.
Ke unikan sendiri, bagi saya luas artinya. Misal  sayur kangkung. Semua daerah di pulau jawa ada sayur kangkung, tapi bagi saya tetap unik diseni olahnya. Yaitu, beda dalam ukuran pemberian salah satu bumbunya.
Dari takaran bumbu-bumbu itulah yang menurut saya uniknya. Misal, di daerah Banyumas, sayur oseng kangkung cenderung dominan rasa laos dan daun salam, berminyak, pedas ada manisnya. Jogya, pada umumnya cenderung dominan manis, pedasnya kurang dominan. Demikian juga untuk masing-masing daerah/wilayah, punya keunikan dalam olah ‘seni’ rasanya.  Jadi apa yang paling unik ?
Paling unik dan lengkap uniknya menurut pendapat saya, ada tiga komponen penyerta yaitu pada 'rasa', situasi dan kondisi. itu semua akan didapat ketika anda berburu kuliner di suatu tempat/daerah, tersaji pada saat-saat/waktu tertentu seketika melimpah, setelah itu surut. Dan ini terkait dengan hari besar keagamaan, adat, budaya dan festival kuliner  di masing-masing daerah di wilayah Indonesia Raya.
Salah satu contohnya, di wilayah Banyumas, khususnya Purwokerto. Kuliner ini, bagi orang Purwokerto bukanlah makanan yang asing. Tapi bila tiba waktunya nanti makanan itu akan jadi seperti primadona, merebak di sepanjang jalan protokol bahkan sampai daerah pinggiran kota. Di buru oleh para penikmatnya baik warga yang tinggal di wilayah Purwokerto dan sekitarnya maupun para pendatang. Terkadang sampai antri untuk mendapatkanya. Demikian juga bahan bakunya, sampai didatangkan dari luar kota.
Apa lagi kalau bukan masakan kraca/keong/putut. Saran saya, bila anda penikmat kuliner sejati, sambangi kota Purwokerto saat tiba bulan puasa dan nikmati sensasinya. Bukan saja rasa yang unik dan khasiatnya daging kraca yang bermafaat bagi tubuh, tapi perpaduan situasi dan kondisilah yang akan memberikan nilai lebih akan kenikmatan dan kelezatan masakan kracanya.
Pendapat ini saya tulis berdasarkan pengamatan dan pengalaman pribadi. Bagaimana pendapat anda tentang kuliner paling unik di daerah/wilayah anda tinggali sekarang?
.
Purwokerto, 6 Pebruari 2012
Salam keong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H