Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bukan Hobi Biasa? Pelihara Burung Emprit

8 Agustus 2011   08:44 Diperbarui: 4 April 2017   16:40 21571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung Pipit/Emprit. sumber

Hobi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama bukan sebagai mata pencahariannya. dan Wikipedia intinya sama Hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang untuk menenangkan pikiran seseorang. kata Hobi merupakan sebuah kata serapan dari Bahasa Inggris "Hobby" dan Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatakan kesenangan.

.

Dari definisi yang aku dapat dari dua sumber tersebut, aku jadi ingat masa-masa saat masih Sekolah Dasar kelas lima tahun 1973 waktu itu belum tahu bahwa mempunyai kesenangan adalah hobi. Kesengananku adalah memelihara binatang, menurutku unik dan ekstrim. . Unik, aku pernah memelihara burung pipit (emprit) dari kecil sampai besar mandiri  'pacaran' dan'berumah tangga' sendiri. dan aku pernah pelihara ular dari kecil sampai besar dari satu sampai pelihara tujuh ekor, sempat membuat geger sekolahan dan membuat aku tidak naik kelas. dan  sekarang masih senang pelihara, tapi tetap unik? Apa itu? . Aku masih ingat saat memulai kesenangan ini. Awalnya hanya rasa kasihan, saat pulang sekolah bersama teman-teman menemukan anakan burung pipit/emprit yang belum bisa terbang, jumlahnya empat ekor. tentunya belum bisa makan sendiri. Anakan burung ini aku bawa pulang, dan dipelihara, dan setiap pagi sebelum berangkat sekolah, siang dan sore aku kasih makan, sederhana saja, beras yang aku rendam semalam, paginya di gerus lembut, cara pemberian makannya memakai sobekan daun pisang dibuat sendok kecil. Dan aku senang melakukan hal ini. . Dan sampai bisa terbang, sangat jinak sering menemani aku pergi kesungai atau kerumah teman di kampung, burung ini akan terbang antar pohon, setelah itu burung ini pulang ke kandang lagi. Setelah remaja burung itu setiap hari cari makan sendiri, siang atau sore pulang masuk ke kandang yang selalu terbuka. .

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Burung Pipit/Emprit. Sumber 1"][/caption] .

Setelah beberapa minggu aku amati sering ada burung emprit lain yang sering datang disekitar kandang, beceloteh, ah..mereka ternyata 'pacaran', waktu itu aku tidak paham, aku kira hanya berteman. Sering aku lihat setiap sore burung pipit ini terlihat disekitar kandang yang selalu terbuka. . Setelah itu aku kurang perhatian lagi,  mereka suka pergi sendiri. Disamping itu aku sudah punya peliharaan baru, pelihara ular rangon / serasah jadi lupa dengan burung pipit itu. Perjalan waktu, aku perhatikan kandangnya sepi, burung pipit sudah pergi entah kemana mungkin sudah pada menemukan pasangan sendiri, terbang entah kemana. . Selang beberapa bulan, ada suara burung emprit/pipit rame disekitar kandang kosong, jumlahnya puluhan dalam rombongan hinggap diluar kurungan, aku keluar melihat Masya Allah, ternyata burung pipit yang dulu aku pelihara membawa keluarganya menengok sangkar yang dulu, aku masih hapal, kakinya aku kasih gelang dan kejadian ini sampai tiga kali selang satu mingguan. Aku dekati, mereka menjauh dan terbang entah kemana. Setelah itu, tidak pernah kelihatan lagi. aku meneteskan air mata haru. . Bersambung: Bukan Hobi Biasa? Penyebar Horor Satu Sekolahan Bukan Hobi Biasa? Kelinci, Marmut dan Ikan Sidat . Salam. Sumber Gambar 1. http://1.bp.blogspot.com/mprit.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun