Unit Radiotherapi RS. Margono. Pukul 08.30 WIB saat itu menemani saudara terapi hari ke 12. Aku melihat di selasar RS terlihat Loper koran menyenderkan tubuh kecilnya di kursi panjang, terlihat memejamkan matanya. Aku kenal baik, hampir setiap hari aku beli koran terkadang Tabloid, Dia kaget saat aku colek. Hari ini aku baru bisa omong-omong spontan dan santai, Purwokerto 8 Nopember 2011
“Jualanya laris, ini tinggal sedikit?”,
“Bawanya sedikit sekarang”
“Koq..bawa sedikit?
“Sepi Pak, sudah enam bulan yang lalu”
“Kenapa?”
“Tahu sendiri Pak, langganku pegawai-pegawai RS pas jam istirahat apa lagi santai dan penunggu pasien sekarang lebih asik BBM-an daripada membaca”
“FBan pengaruh tidak, koq tahu mereka BBMan?”
“Tidak begitu terasa, tahulah...hampir setiap hari aku keliling bangsal rata-rata aku lihat orang lagi BBM-an, apalagi bangsal VIP”
“BB murah sekarang sich, tuh lihat pasien Radioterapi ada yang BBM-an”
“Benar Pak, nih lihat Pak Iklan BB dengan harga segini satu juta lebih sudah dapat BB”
“Pengaruh sekali yaa.. lama-lama bisa membunuh yaa?”
“Pengaruh Pak, dulu loper koran ada lima orang sekarang tinggal tiga orang”
“Nah betulkan sudah membunuh dua loper koran”
“Iya yaa…”
“Sekarang sehari omzetnya berapa?”
“rata-rata 35 eksemplar sehari, ini saja harus keliling bolak-balik di semua bangsal”
“Dulu sebelum BB murah?”
“Rata-rata sehari 60 eksemplar”
“Ini masih berapa eksemplar?”
“23 eksemplar”
“Aku beli satu koran Nasional, berapa?”
“Tigaribu”
“Terimakasih Pak”
..
…
Baca:
Membunuh : mengurangi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI