Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Di balik Secangkir Kopi adalah Gerbang Kehangatan Berbagi

17 Mei 2015   20:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:53 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oplos mengoplos identik dengan narkoba dan miras, bisa jadi benar adanya. Sebab akhir-akhir ini sedang gandrung menyeruput kopi oplosan, terinspirasi saat bersua dua orang teman, satu pemakai pemakai pil oplosan dan satunya pecandu miras oplosan kadang pil. Mereka sudah lama sadar dan ditemani secangkir kopi kami ngobrol secara detail bagaimana meracik berbagai jenis pil dan miras yang bisa membuat cepat atau lambat sakauw. Dari kisah itu tercetuslah mengoplos serbuk kopi yang bisa membuat cepat atau lambat 'sakauw' penikmatnya.

Indonesia dengan kearifan alam semestanya bisa dikatakan disetiap jengkal alam semestasnya ada tanaman kopi umumnya jenis Robusta atau Arabica. Namun ketika di tanam di seantara Nusantara akan lebih dikenal nama daerah asalnya, seperti Kopi: Lampung, Aceh, Tanatoraja, Bali, Banyumas dan wilayah lainnya. Dan ketika hadir di secangkir kopi ciri khas di aroma, kesegaran, nikmat: pahit, akan berbeda demikian pula penikmatnya. Pun demikian produk kemasan/sanchet yang membanjiri di pasaran lebih terkenal nama produknya, daripada jenis kopinya. Namun bila tentang serbuk kopi saya jatuh hati pada kopi Lampung dan Aceh akan sensasi unik harum, menyegarkan, dan nikmat: pahit, tapi sekaligus mengandung manis.

Keberagaman serbuk kopi dari berbagai wilayah dan produk kemasan berbagi merek itulah yang menarik saya coba oplos dengan takaran tertentu, tak sekali bisa menemukan rasa yang tepat, dan itu sangat menantang bagi saya untuk terus mengoplos dan menyeruputnya. Kepuasanya ketika menemukan takaran dan rasa yang pas.

[caption id="attachment_418107" align="aligncenter" width="272" caption="Oplosan Serbuk Kopi 1. Dok. Pribadi"][/caption]

[caption id="attachment_418109" align="aligncenter" width="272" caption="Oplosan Serbuk Kopi 2. Dok. Pribadi"]

14318551581830560305
14318551581830560305
[/caption]

Seperti : Serbuk kopi lokal, oplos kopi Lampung dan kemasan, takaran = 1 : ½ : ½ sendok teh untuk secangkir kopi atau serbuk kopi lokal di oplos Nescafé dan kopi sanchet merk tertentu dengan takaran = 1 : 1 : ½ sendok teh untuk secangkir kopi dan dengan teknik: di seduh air mendidih, aduk lalu beri gula pasir sesuai selera, tutup, tunggu 5-10 menit, coba Anda rasakan sensasinya. Oplosan ini membuat saya jatuh hati akan sensasi unik harum, menyegarkan, dan nikmat: pahit, tapi sekaligus mengandung manis. Anda berani mencoba keluar dari pakem? Silahkan dicoba Anda akan menemukan sensasi rasa warna warni kearifan alam semesta.

[caption id="attachment_418111" align="aligncenter" width="316" caption="Secangkir Kopi Oplosan 1. Dok. Pribadi"]

1431855251757164078
1431855251757164078
[/caption]

[caption id="attachment_418113" align="aligncenter" width="317" caption="Secangkir Kopi Oplosan 2. Dok. Pribadi"]

14318552932078572103
14318552932078572103
[/caption]

Secangkir kopi oplosan pun sudah saya perkenalkan terbatas saat berinteraksi sosial, dengan kata pembuka "Berani mencoba kopi kesukaanmu saya oplos dengan kopi kemasan merk tertentu/kopi giling, akan cepat membuat sakauw!" Tentu ada silang pendapat, masukkan, dan kesepakatan menambah daftar takaran oplosan. Namun bila tepat takaran sajian di balik secangkir kopi adalah pembuka gerbang kehangatan berbagi, srupuut...(SS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun