Mertamu itu anjangsana atau silahturahim ke rumah seseorang entah itu tetangga, teman, saudara atau kenalan. Hari gini, tentu dipermudah untuk bisa atau tidak bertemu tinggal telp atau kirim SMS untuk janjian terlebih dahulu.
Hal tersebut saya selalu lakukan, seperti ketika saya mertamu selepas Magrib yang cerah, si Tuan rumah ramah dan hanga menyambut kedatangan saya. Setelah uluk salam dan saling berkabar kesehatan, lalu dilanjut ngobro-ngobrol ringan tentang berbagai hal, pada saat jeda si Tuan rumah ke dalam dan tidak begitu lama keluar kembali kamipun ngobrol kembali.
Sesaat kemudian si Bibi pembantu keluar membawa sajian minum dua cangkir kopi susu dan dua stoples cantik berisi makanan kecil bersamaan si piring mungil beling lepek tersaji. Tuan rumah dengan ramah menawari saya minum, tentu langsung saya sruput dengan pelan lalu saya taruh kembali.
Lalu si mata saya sekilas melihat si piring beling lepek, seketika saya bilang "Pak boleh merokok?" si Tuan rumah menyahut "Oh..Silahkan" dengan sigap saya ambil rokok. Namun, sesaat kemudian, si Tuan rumah berdiri ke arah pagar dan kembali membawa asbak? Jadi si piring mungil beling lepek bukan Asbak! Melihat saya salah tingkah si Tuan rumah berkata "Silahkan Pak merokok, biasa tamu-tamu saya juga banyak yang perokok"
Dalam hati saya geli dan malu sebab beberapa kali mertamu bisa menahan diri menghormati si Tuan rumah yang tidak merokok. Entah kenapa saat itu, si mata melihat lalu si otak menangkap piring beling mungil ceper, bak asbak rokok! Seketika, si otak memberi perintah merokok! Lalu buat apa? Buat naruh makanan kecil!
Salam.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H