Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Inilah Veteran Tiga Jaman yang Saya Kenal

6 Agustus 2012   15:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:10 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Veteran tiga jaman? Benar, umur Beliau sekarang  Sembilanpuluh tahun. Beliau tidak tahu persis tanggal lahirnya. Dalam usia sepuhnya daya ingatnya cukup baik yang lupa hanya tanggal dan bulan tepatnya kisahnya. Dan dari Beliau berkisah, menginspirasi saya buat belajar menulis kisah perjuangannya, dan ada beberapa yang saya buat fiksi.
Satu bulan sekali saya sambangi Beliau, terakhir Tanggal 5 Agustus 2012. Tentu, Beliau paling senang berkisah perjalanan hidunya, tapi jangan bayangkan penuh dar der dor dan berdarah-darah, Beliau hanya sepintas menyinggunya. Berbagai tanda jasa di simpan dengan rapih di lemarinya dan Beliau adalah Mbah Martoyo, lahir Tahun 1922 di Desa Kejawar. Bagiku Beliau pejuang sejati dan Veteran Tiga jaman yaitu  Jaman Belanda, Jaman Jepang dan Jaman Kemerdekaan. Beliau mungkin sekarang adalah salah satu saksi sejarah berdirinya Brimob pertama di Purwokerto, yang masih hidup.

Penuturan kisah perjalanan dan perjuangannya sudah pernah saya posting satu tahun yang lalu. Silahkan mampir di kompasiana.com/post/sejarah/2011/08/16/jejaklangkahkecilpejuang. Dan kompasiana.com/post/sejarah/2011/08/17/Purwokerto membaraagresiI&II (1947-1948)

Dari perkawinannya Beliau memupu/mengangkat satu anak dari adiknya dan menyekolahkan sampai kuliah di Unsoed dengan gelar Sarjana Hukum, sekarang bekerja di Pemda Kab Banyumas dan sudah berkeluarga. Istri Beliau sudah mendahului duapuluh tahun yang lalu. Dalam masa sepuhnya sakit-sakitan tinggal bersama keluarga anak dan satu cucunya di Desa Kejawar Kelurahan Arcawinangun Purwokerto Utara.

Pesan Beliau ‘Jadi orang jangan melik’ (melik = menginginkan sesuatu yang bukan haknya atau korupsi), dari prinsip inilah Beliau selamat ketika melewati berbagai tugas baik medan perang maupun ketika jadi polisi di Pati, tentunya disamping itu Doa. Dari berbagai peristiwa yang tidak bisa dilupakan yaitu ketika menghadapi DI/TII Kartosuwiryo dan tragedi G30SPKI. Dalam hidup kehidupannya Beliau sangat sederhana, pensiun dengan pangkat Serma Polisi Tahun 1975 pulang ke Desa Kejawar menjadi Tani. Tentang pangkat saya pernah singgung kenapa setelah berjuang sekian lama pangkatnya hanya sampai Serma, Beliau menjawab "Aku moh pangkat lan jabatan tuku, ora munggah-munggah pangkat ya ora papa" (saya tidak mau beli pangkat dan jabatan, tidak naik pangkat ya tidak apa-apa" ketika saya tanya di Tahun 70an apa sudah ada jual beli pangkat? Beliau hanya senyum. Dan ketika saya mohon ijin mau publish tanda jasa dan foto-fotonya Beliau tidak berkenan, kata Beliau “Enggo ngapa angger ana sing maca kepingin ketemu kon ngeneh bae, kuwe foto sing miki ora papa” (Buat apa, bila ada yang membaca dan ingin bertemu suruh datang ke rumahnya, itu foto yang tadi tidak apa-apa di pasang)
.
Salam
.
Catatan:
Berhubung saya publish memakai Hp dan kesulitan upload fotonya di kompasiana, maka foto Beliau upload di FB saya. Monggo Mang Admin berkenan membantu memindahkannya ke sini, nuwun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun