dipagi hari selepas subuh, kaki kecilku kulangkahkan sendiri pelan dipematang sawah becek, agak lincin dan sedikit berlumpur menempel di sandal jepit. Pematang sawah cukup lebar dan kokoh menyeruak diantara petak-petak padi dan dikejauhan kabut tipis terlihat diatas tanaman padi yang menghijau rumput hijau basah subur tumbuh disepanjang pematang sawah tempat komunitas berbagai serangga dan binatang kecil.
.
disetiap langkah kaki kecilku menginjak rumput pematang, kodok-kodok kecil loncat masuk kubangan petak sawah, belalang kecil berebut beterbangan loncat dan kupu-kupu kecil berterbangan hinggap di batang, di daun padi, ada yang hinggap dikaki kecilku, hii..geli.
didalam petak sawah kecebong berenang lari menjauh dari pematang terusik getaran kaki kecilku menginjak pematang dan diantara pohon padi disitu ada sarang laba-laba kecil penuh air embun, dipagi itu tiada angin semilir.
kuberjalan sesekali melompati selokan kecil, terdengar air gemricik mengalir jernih antar petak sawah. Kaki kecilku mengarah ke sungai besar yang mengalir air deras dan jernih dari lereng gunung. kuberdiri ditepi sungai kulihat kanan kiri sepi, mencari batu besar kuberpijak jongkok melepas hasrat alami.
Sambil kupandangi air sungai jernih mengalir dan terdengar indah gemricik air menabrak bebatuan dan ranting kecil dipinggir alur sungai, kadang pagi itu terdengar ‘kropyak’ ikan cukup besar meloncat/berlari cepat, cukup mengagetkan. Dan dikejauhan cicit-cicit burung ditimpali suara ojehan saling bersahutan terdengar merdu, dalam keheningan pagi itu semua bagai alunan musik surgawi.
Didalam diam, kusibakan tangan kecilku dalam air terasa dinginnya. ada ikan-ikan kecil bergerombol berlari kekanan kiri, menghindar. ‘anggang-anggang’ berdiri dengan kaki mengakang bergoyang berirama tetap kedepan belakang diatas kejernihan ketenangan air, kepinding air lari diatas lumpur, kepiting2 sungai membenamkan diri dalam lumpur, ada satu dua berjalan dengan capit kecilnya mengakang diantara batu-batu kecil yang berserakan didasar sungai, mencari tempat bersembunyi. Ah…nakalku mengusik ketenangan peliharaan alam.
Dipinggiran sungai dan didepanku jongkok, rimbun tanaman perdu didaunya air sisa embun malam menetes. kugoyang batang perdu capung2 kecil, belalang, kepik, dan kupu-kupu, berloncatan dan ada yang melayang terbang, terkadang ada yang hinggap dibadanku dan dimuka kecilku, tanganku sibuk mengusirnya, lucu…mungkin aku dianggap pohon. Yang tetap diam dibalik daun dan dibatangnya hanya ulat daun, mungkin dianggap angin meniup. aku usik pakai batang rumput, ulat kaget menggeliat spontan lari… aku kaget, Ah…lagi-lagi nakalku mengusik ketenangan dalam diammu.
kulihat keatas langit pagi cerah biru bersih, disebelah barat ada bintang berkelip redup dan kulihat lagi telah hilang. Ah…ternyata diufuk timur semburat memerah menampakkan sinarnya, menyingkap kabut tipis. ada sedikit awan putih bergerombol membentuk pola tak beraturan menjadikan perpaduan warna lukisan alam tiada bandingnya, setiap pagi berganti. kunikmati keindahan keharmonisan alam. Sekarang hilang ditelan jaman, tinggal dalam kenangan.
.
Bhs. Jawa Banyumas,
Pematang = Galengan
Kodok kecil = Bancet
Kecebong = percil/cebong
Ikan kecil2 = iwak cilik
Kepiting kecil = yuyu
Selokan kecil = wangan
Ulat = uler
Burung = manuk
Belalang = walang
Capung = kinjeng
Bintang = lintang
.
Purwokerto, 26 Maret 2011
.
Sumber gambar: http://www.balipost.com/Balipostcetak/2007/1/28/sawah2.JPG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H