Mohon tunggu...
Sasukha.s
Sasukha.s Mohon Tunggu... -

ex karyawan swasta, suka baca apa saja dan sedikit tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengacara yang Tidak Nasionalis

21 Juni 2011   00:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:19 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

"Maju tak gentar, membela yang bayar..." itu sering kita dengar dari berbagai omongan media.  Siapa lagi yang dimaksud kalau bukan para pengacara "nakal" yang bisa dan biasa mengatur putusan pengadilan, menjadi mafia hukum dan beken membela koruptor?  Yang mengherankan, apa kata hati nuraninya sebagai bagian penyandang "penegak keadilan"? Bukankah sebagai sarjana hukum dan juga jabatannya telah disumpah untuk selalu jujur membela kebenaran dan keadilan?

Bagi pengacara yang menjadi pembela kasus-kasus korupsi, awam sering merasa bahwa para pengacara tersebut sengaja menutupi dan menyimpan fakta busuk pelaku korupsi. Padahal yang dibela jelas-jelas telah merugikan negara dan menyengsarakan rakyat.  Meskipun secara pribadi telah tahu dan punya fakta busuk client-nya selalu saja alasan "praduga tak bersalah" di sebut-sebut dan dikemukakan dalam pembelaanya.  Apalagi yang dengan narcis mengatakan " kalau masalahnya dibuka semua akan membahayakan negara, bayak yang terlibat - korupsi dilakukan berjamaah" yang ujung-ujungnya seakan meminta perkara tidak perlu diteruskan.

Perilaku yang saya kira tidak nasionalis ini, ternyata tidak terjadi di kalangan pengacara saja.  Di lingkungan birokrat baik eksekutif, yudikatif maupun legislatif sudah banyak bukti terjadi. Lalu mau dikemanakan negara ini? Apakah rakyat harus menjadi godot seperti punguk merindukan bulan untuk menunggu datangnya "satrio piningit" ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun