Mohon tunggu...
Sasty Legina
Sasty Legina Mohon Tunggu... Mahasiswa - enjoy life

Medical Lab'20

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada Autisme pada Anak-Anak

24 Januari 2020   20:29 Diperbarui: 24 Januari 2020   20:33 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mendengar kata Autisme atau sering disebut Autis mungkin tidak asing di telinga kita. Namun masih banyak orang yang tidak mengetahui lebih dalam mengenai autis. Autisme adalah gangguan perkembangan otak yang memengaruhi kemampuan penderita dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Di samping itu, autisme juga menyebabkan ganguan perilaku dan membatasi minat penderitanya. Dan pada saat ini, autisme sudah mulai diderita oleh anak-anak bahkan balita.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh WHO, autisme terjadi pada 1 dari 160 anak diseluruh dunia. Sedangkan di indonesia belum ada data yang pasti mengenai jumlah penderita autisme. Hal ini pun diperkuat dengan pernyataan Melly Budhiman seorang pakar autisme dan ketua Yayasan Autisma Indonesia dalam acara Autism Awareness Month di Grand Indonesia " Indonesia belum pernah ada survei resmi sehingga tidak ada data jumlah pasti angka dan pertumbuhan autisme di indonesia". Meski belum ada survei dan data yang resmi tentang jumlah anak yang mengidap autisme di indonesia, namun pada tahun 2013 Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan pernah menduga jumlah anak autisme di indonesia sekitar 112 ribu dengan rentang 5-19 tahun. (dikutip dari CNN Indonesia, jumat 24/01/20)

Seiring dengan berjalannya waktu, pengidap autisme pada anak-anak di indonesia akan terus meningkat apabila para orang tua belum mengetahui gejala dan penyebab dari penyakit autisme ini. Gejalanya mulai nampak pada usia 2 tahun dan jarang nampak pada usia dibawah 1 tahun atau saat beranjak dewasa. Adapun beberapa gejala yang biasanya muncul yaitu kehilangan kemampuan berbicara walaupun pada usia 2 tahun anak-anak sudah bisa berbicara. Bahkan 40% anak penderita autisme tidak bisa berbicara. Anak yang menderita autis enggan berbagi,berbicara,bercerita atau bermain dengan anak-anak sebayanya atau pun dengan orang lain. Alhasil mereka lebih senang dengan dunianya sendiri.

Penyebab autisme masih belum diketahui. Akan tetapi ada beberapa faktor yang didua memicu anak-anak mengalami autisme yaitu jenis kelamin. Anak laki-laki 4 kali lebih berisiko mengalami autisme dibanding anak perempuan. Usia wanita yang melahirkan diatas 40 tahun pun memiliki resiko sekitar 77% dibanding wanita yang melahirkan dibawah usia 25 tahun.

Autisme adalah kelainan yang sulit untuk disembuhkan, namun para orang tua jangan cemas karena saat ini banyak terapi yang bisa dilakukan salah satunya Occupational therapy atau terapi Okupasi. Terapi okupasi adalah terapi yang umumnya menekankan pada kemampuan motorik dan juga membantu anak penderita autisme melakukan kegiatan sehari-hari dengan normal.  Terapi yang diajarkan yaitu bagaimana cara makan, merawat barang-barang pribadi, memasak, berbelanja, menjaga lingkungan dan lain-lain. Diharapkan orang tua mulai mengawasi dan memantau tumbuh kembang anak. Mencari informasi mengenai beberapa kelainan atau penyakit yang bisa saja menganggu proses tumbuh kembang anak. Dengan begitu kelainan atau penyakit bisa dicegah  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun