Mohon tunggu...
Sastrawan Batangan
Sastrawan Batangan Mohon Tunggu... -

Sastrawan Batangan, yang lahir di Surabaya, pernah mukim di Surabaya, Malang, Bogor, Jakarta, Depok dan Cibinong. Hobi waktu senggangnya antara lain adalah membaca berbagai tulisan tentang kehidupan serta menulis puisi, artikel dan cerita berbasis makna hidup dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanah-tanah Itu Akhirnya Dijual

27 Februari 2015   06:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:26 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanah di kampung sebelah itu akhirnya dijual.
Pemiliknya tak tahan menangkal sebal,
anaknya terus merengek
minta dibelikan motor.
Dan karena tak punya alternatif lain,
tanah itupun lalu dijual.

Tanah di desa sebelah sana akhirnya dijual.
Pemiliknya tak kuat disambati isterinya,
yang mengharuskan jaga gengsi
dalam perkawinan anaknya,
Dan karena tak punya alternatif lain,
tanah itupun lalu dijual.

Tanah di pinggir utara kota itu akhirnya dijual
Pemiliknya disuruh pergi oleh penguasa wilayah
Karena ada rencana perluasan jalan masuk ke kota.
Dan karena tak ada alternatif lain,
tanah itupun lalu dijual.

Tanah di dekat rumah pak camat itu akhirnya dijual.
Pemiliknya dihimbau terus menerus
oleh kiri-kanannya agar segera beribadah ke tanah suci.
Mumpung nyawanya belum pupus.
Dan karena tak ada alternatif lain,
Tanah itupun lalu dijual.

Tanah-tanah itu semua sudah dijual,
dua puluh lima tahun yang lalu.
Dan kini pemiliknya yang jatuh miskin,
hanya bisa bercerita kepada cucunya
bahwa tanah itu dulu adalah miliknya.

(Sastrawan Batangan, 7 November 1996/26 Februari 2015).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun