Mohon tunggu...
Sastrawan Batangan
Sastrawan Batangan Mohon Tunggu... -

Sastrawan Batangan, yang lahir di Surabaya, pernah mukim di Surabaya, Malang, Bogor, Jakarta, Depok dan Cibinong. Hobi waktu senggangnya antara lain adalah membaca berbagai tulisan tentang kehidupan serta menulis puisi, artikel dan cerita berbasis makna hidup dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Rona Bungah (Miss) Deborah

25 Maret 2015   11:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:03 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1427257985620167286

Dua puluh empat bulan yang lalu
di bangku taman sebuah kampus di Jakarta,
Deborah,
wanita bule asal Eropa,
merenungi dirinya
yang beberapa bulan telah cerai
karena suaminya, sesama bule di negerinya,
terpikat wanita lain.
Dan karena ingin melupakan masa lalu,
dia, yang tak dikaruniai anak,
tergugah tawaran kerja
jadi guru bahasa di Jakarta.

Dua puluh bulan yang lalu
di bangku taman yang sama,
Deborah
yang telah kuliah S2 jurusan sastra
sambil tetap mengajar bahasa,
merenungi kembali kisah neneknya,
yang di masa penjajahan dulu,
pernah ikut buyutnya tugas di Surabaya.
Tapi neneknya,
terpaksa pulang tahun 1930
dengan membawa ibunya yang masih kecil,
karena harus bercerai dari kakeknya,
tokoh pergerakan pribumi kawan Soekarno.
Deborah meyakini
kedatangannya ke Jakarta ini
adalah amanat mencari jejak kakek,
yang tak lagi diketahui di mana berada.

Duabelas bulan yang lalu
di bangku taman yang sama,
Deborah,
yang merenungi rancangan tesisnya
tentang gaya bahasa para tokoh Indonesia,
tersenyum sendiri,
karena Jon Balekon,
salah satu pembimbingnya,
terlihat suka padanya.

Dan kini,
di bangku taman yang sama,
Deborah sungguh bungah
karena baru saja tahu
Jon Balekon, yang duduk di depannya,
adalah cucu saudara jauh kakeknya.
Jon Balekon juga ikut bungah
karena baru saja Deborah menjawab,
“Aku juga cinta padamu”.
Bogor, 25-3-2015

Sumber foto : www.lintas.me

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun