Memang tak ada yang mau tak enak,
semua ingin kaya, semua ingin kuasa,
semua ingin pasangan ganteng atau cantik,
semua ingin punya itu punya ini,
dan lantas berebutlah untuk itu.
Lupa. Mabuk.
Lalu kalau tak bisa,
ya yang sedikit tak enakpun jadi,
dan lantas berebutlah untuk itu.
Lupa. Mabuk
Lalu kalau tak bisa lagi, ya terpaksa,
yang sangat tak enakpun mau.
jadi kulipun mau,
jadi malingpun kalau terpaksa apa boleh buat,
agar bisa bertahan hidup,
agar tidak menjadi beban orang lain,
agar hajad dapat dipenuhi,
dan lantas berebutlah untuk itu.
Lupa. Mabuk
Lupa lupa dan lupa, mabuk mabuk dan mabuk,
sering datang kapan saja, di mana saja, kepada siapa saja,
dan karena lupa, dan karena mabuk,
dunia jadi gerah, jagad jadi membara.
Mudah-mudahan,
aku dan kamu tidak berebut, tidak lupa, tidak mabuk.
Mudah-mudahan aku dan kamu, punya tiket untuk memanajemeni
yang berebut, yang lupa dan yang mabuk,
agar tidak berebut, tidak lupa dan tidak mabuk,
agar duniamu duniaku tidak gerah, jagad tidak membara,
agar duniamu duniaku jadi adem ayem makmur sejahtera
(Sastrawan Batangan, Cibinong, 27 Mei 1995/22 Februari 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H