Mohon tunggu...
Sastrawan Batangan
Sastrawan Batangan Mohon Tunggu... -

Sastrawan Batangan, yang lahir di Surabaya, pernah mukim di Surabaya, Malang, Bogor, Jakarta, Depok dan Cibinong. Hobi waktu senggangnya antara lain adalah membaca berbagai tulisan tentang kehidupan serta menulis puisi, artikel dan cerita berbasis makna hidup dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kongres Aurat

22 Februari 2015   19:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:42 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Alkisah ketika pembangunan demikian maju pesat,
sehingga perbincangan tak lagi melulu tentang orang melarat,
ratusan akhli aurat berkumpul di gedung tiga puluh tingkat,
di tengah gemerlap kota yang ramai seakan tak pernah istirahat,
mereka akan berbincang tentang topik yang sedang hangat,
hubungan keterbukaan aurat dengan masyarakat.

Tak dinyana di waktu pembukaan terjadi protes hebat
dari kaum yang tak sepakat,
terpaksa…terpaksa komplek gedung dijaga ketat
pasukan anti huru hara yang saling bergandeng rapat.

Pembukaanpun lantas berjalan mulus dan singkat,
dikawal banyak panitia cantik-menarik yang mengundang hasrat,
dan diskusipun lalu berjalan penuh silang pendapat saling meralat.

Hari pertama berakhir cepat dan hampir semua peserta penat,
lantas ramai-ramai masuk kamar dan mencopot jas yang melekat
lalu tidur pulas, kiri kanan tak ingat.

Esoknya sidang ditunda sampai jam dua belas waktu setempat,
karena ada peristiwa seorang peserta nyawanya minggat,
dengan sebuah aurat yang tak lagi lekat,
karena tergigit pramunikmat yang entah di mana ia dapat.

Kongres berlangsung cepat,
panitia takut umat makin hebat memprotes dan mengumpat.
Akhirnya kongres ditutup dengan deklarasi yang tidak mengikat :
“ Jangan membuat aurat gampang terlihat,
Jangan bicara tentang aurat di sembarang tempat,
Jangan salahkan pramunikmat, carikan pekerjaan yang bermartabat,
Mainkanlah aurat dengan sopan tepat sesuai dengan amanat”

Besoknya koran memuat,
deklarasi dengan judul yang kecil hampir tak terlihat,
sementara sebuah berita lain ditulis dengan judul yang menyengat umat
“Seorang peserta kongres aurat mangkat dengan aurat tidak lekat”.

Masyarakat menjadi marah besar dan hendak menggugat,
namun percuma karena semua peserta sudah pulang naik pesawat,
kembali ke negerinya membawa nasehat,
tentang perlindungan dan pemberdayaan aurat.

(Sastrawan Batangan, Jakarta 6 November 1996/22 Februari 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun