Mohon tunggu...
Sastrawan Batangan
Sastrawan Batangan Mohon Tunggu... -

Sastrawan Batangan, yang lahir di Surabaya, pernah mukim di Surabaya, Malang, Bogor, Jakarta, Depok dan Cibinong. Hobi waktu senggangnya antara lain adalah membaca berbagai tulisan tentang kehidupan serta menulis puisi, artikel dan cerita berbasis makna hidup dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kembali Hanif

22 Februari 2015   12:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:43 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dan itulah kehidupan raga,
yang semula tak ada, lalu menjadi ada, lalu tak ada lagi.
Dan itu pulalah kehidupan jiwa,
yang semula dipegang, lalu dilepaskan, lalu dipegang lagi.
Sesuai kehendak Dia Yang Maha Kuasa
untuk waktu-waktu kapan saja
untuk menjadi apa saja
yang hanya Dia Yang Maha Tahu.

Lalu
mengapa aku dan kamu
mengotori jiwa dan raga
sehingga kehidupan
menjadi menyakitkan ?

Syukurlah jika kesadaran timbul
ketika aku dan kamu mau kembali
pada kalimat yang tidak ada perselisihannya.
Bahwa aku dan kamu
tidak akan mengedepankan nafsu.
Bahwa aku dan kamu
tidak mencampurbaurkan nafsu dengan kasih-sayang.
Bahwa aku dan kamu
selalu mau memberi dan memberi kebaikan.
Bukan lagi menuntut dan menuntut
kepada diri dan lingkungan.

Semoga jiwa dan raga
menjadi
selalu bersih, selalu selamat, selalu sejahtera.
Kapan saja dan di mana saja
karena
selalu memberi dan memberi kebaikan
kepada diri dan lingkungan

(Sastrawan Batangan, Bogor, 21 Maret 2002/22 Februari 2015)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun