Dan itulah kehidupan raga,
yang semula tak ada, lalu menjadi ada, lalu tak ada lagi.
Dan itu pulalah kehidupan jiwa,
yang semula dipegang, lalu dilepaskan, lalu dipegang lagi.
Sesuai kehendak Dia Yang Maha Kuasa
untuk waktu-waktu kapan saja
untuk menjadi apa saja
yang hanya Dia Yang Maha Tahu.
Lalu
mengapa aku dan kamu
mengotori jiwa dan raga
sehingga kehidupan
menjadi menyakitkan ?
Syukurlah jika kesadaran timbul
ketika aku dan kamu mau kembali
pada kalimat yang tidak ada perselisihannya.
Bahwa aku dan kamu
tidak akan mengedepankan nafsu.
Bahwa aku dan kamu
tidak mencampurbaurkan nafsu dengan kasih-sayang.
Bahwa aku dan kamu
selalu mau memberi dan memberi kebaikan.
Bukan lagi menuntut dan menuntut
kepada diri dan lingkungan.
Semoga jiwa dan raga
menjadi
selalu bersih, selalu selamat, selalu sejahtera.
Kapan saja dan di mana saja
karena
selalu memberi dan memberi kebaikan
kepada diri dan lingkungan
(Sastrawan Batangan, Bogor, 21 Maret 2002/22 Februari 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H