Mohon tunggu...
Sastrawan Batangan
Sastrawan Batangan Mohon Tunggu... -

Sastrawan Batangan, yang lahir di Surabaya, pernah mukim di Surabaya, Malang, Bogor, Jakarta, Depok dan Cibinong. Hobi waktu senggangnya antara lain adalah membaca berbagai tulisan tentang kehidupan serta menulis puisi, artikel dan cerita berbasis makna hidup dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jimatku Jimatmu

22 Februari 2015   20:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:42 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jimatku, jimatmu bukanlah wafaq,
yang disimpan di dompet atau di atas pintu rumah.
Jimatku, jimatmu bukanlah kitab suci kecil,
yang dikalungkan di dada, tabu di bawa ke kamar kecil .
Jimatku, jimatmu bukanlah keris berlekuk-lekuk,
yang mesti dimandikan setiap bulan sura
Jimatku, jimatmu bukanlah susuk,
yang ditaruh di betis, pantat, mata atau di buah dada.
Jimatku, jimatmu bukanlah batu cincin,
yang diambil dari gua terdalam  atau gunung tertinggi di jagad.
Jimatku, jimatmu bukanlah mobil mahal model mutakhir,
yang menjadikan mata melotot jika diserempet .
Jimatku, jimatmu bukanlah satpam atau pengawal,
simbol kekuasaan dan keberadaan
Jimatku, jimatmu bukanlah kepintaran,
yang mampu menerobos langit, menembus bumi,
menyelami lautan,
mencipta prosesor mikro
Jimatku, jimatmu bukanlah semua itu,
yang membikin ketar-ketir, dag-dug-dig
dan kembang-kempis.
Jimatku, jimatmu adalah memberi yang baik,
yang benar, yang pantas

(Sastrawan Batangan, Desember 1996/Februari 2015)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun