Untung,
bumi yang dipijak ini tak diberi akal.
Meski pemilik-pemilik akal,
yang merambah hamparannya,
suka mendebat dan akal-akalan.
Coba saja kalau bumi punya akal dan bisa protes
lalu mogok tak mau berkeliling di porosnya
beberapa jam saja.
Syukur,
bumi yang dipijak ini banyak diamnya.
Meski pemilik-pemilik mulut,
yang seliweran di atasnya,
suka mengumpat, menipu dan sombong.
Coba saja kalau bumi tersinggung,
lalu ikut marah dan lompat-lompat
beberapa menit saja. .
Ya untung, ya syukur
bumi ini tak diberi akal
dan karena itu banyak diamnya,
meski diam-diam
sesuai rencana Sang Penciptanya
akan menelan,
akan membalik,
akan menghantam,
akan melemparkan.
siapa saja yang kebangeten
dan atau yang sudah tiba saatnya.
Bogor, 17-3-2015
Catatan : (1) Sebagai pengingat agar siapa saja - termasuk saya – selalu bersyukur dan rajin introspeksi (2) Foto koleksi pribadi, Manggarai 15-3-2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H