“Lantas yang dimaksudkan dengan istilah mengeluarkan “anunya” bos itu apakah mengeluarkan energi marah itu ?” Tanya peserta yang lain.
“Good…very good, you are very responsive to what we discuss…. Jadi kalau orang sedang marah… apalagi bos… jangan didiamkan apalagi dilawan. Kita mesti berusaha mencari momentum agar energi marahnya cepat keluar dengan berbagai macam cara. Bisa dengan guyon, bisa dengan cara halus mengalihkan pembicaraan, bisa dengan cara membenarkan marahnya bos… banyak sekali cara tergantung situasi dan kondisi…Makin lama kalau kita kenal orang yang bersangkutan akan makin kenal pula kiat-kiat atau celah-celah untuk menanganinya…” kata Jon Kampiun.
Cukup lama mereka berdiskusi tentang masalah itu dan 2 jam kemudian mereka pulang membawa oleh-oleh berupa ilmu menangani anunya.
Sebulan kemudian, Srikantil, teman Jon Kampiun, menelepon. Ia – seorang manajer wanita – bilang bahwa baru saja anunya dikeluarkan oleh anak buahnya. Jon Kampiun yang sudah agak lupa - karena isi benaknya sudah beralih ke masalah lain akibat waktu terus berjalan - bertanya :” Lho, apa maksudnya ? Anda koq jorok sekali …!”
“Lho bagaimana mas Jon…. Bukankah kemarin anda merekomendasikan agar mengeluarkan anunya bos atau mengeluarkan marah dari bos kalau bos sedang marah…Kebetulan kasusnya bukan bos saya yang marah tapi saya sendiri yang marah…. Ehhh lha koq anak buah saya yang berhasil mengeluarkan anu saya atau marah saya sehingga saya sadar dan kemudian minta maaf kepadanya dan habis itu saya menelepon anda ini….” Jawab Srikantil. Jon Kampiun baru “ngeh” alias paham bahwa Srikantil adalah temannya yang juga ikut sarasehan itu.
“OK…OK… good luck for your success in understanding the result of our last meeting. See you next !” Kata Jon menutup pembicaraan lalu meletakkan gagang telepon. Rupanya setelah mengikuti sarasehan, Srikantil lalu mengajarkan filosofi “mengeluarkan anu bos” kepada anak buahnya. Ia berhasil karena anak buahnya mampu mengeluarkan ‘anu” alias marah dari jiwa Srikantil.
Malang, 17-4-2014
(SSJB-1/20020208-20150417)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H