Jimatku, jimatmu bukanlah wafaq,
yang disimpan di dompet atau di atas pintu rumah.
Jimatku, jimatmu bukanlah kitab suci kecil,
yang dikalungkan di dada, tabu di bawa ke kamar kecil .
Jimatku, jimatmu bukanlah keris berlekuk-lekuk,
yang mesti dimandikan setiap bulan sura
Jimatku, jimatmu bukanlah susuk,
yang ditaruh di betis, pantat, mata atau di buah dada.
Jimatku, jimatmu bukanlah batu cincin,
yang diambil dari gua terdalam  atau gunung tertinggi di jagad.
Jimatku, jimatmu bukanlah mobil mahal model mutakhir,
yang menjadikan mata melotot jika diserempet .
Jimatku, jimatmu bukanlah satpam atau pengawal,
simbol kekuasaan dan keberadaan
Jimatku, jimatmu bukanlah kepintaran,
yang mampu menerobos langit, menembus bumi,
menyelami lautan,
mencipta prosesor mikro
Jimatku, jimatmu bukanlah semua itu,
yang membikin ketar-ketir, dag-dug-dig
dan kembang-kempis.
Jimatku, jimatmu adalah memberi yang baik,
yang benar, yang pantas
(Sastrawan Batangan, Desember 1996/Februari 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H