Mohon tunggu...
The Sas
The Sas Mohon Tunggu... Seniman - Si Penggores Pena Sekedar Hobi

Hanya manusia biasa yang ingin mencurahkan apapun yang ada dalam isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Transfer yang Merugikan Klub

1 Agustus 2021   12:55 Diperbarui: 1 Agustus 2021   13:20 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap awal musim akan bergulir, tentu klub-klub sepakbola disibukkan dengan bursa transfer: menjual, membeli, atau meminjam pemain. Begitu pula musim 2021/2022 kali ini. 

Ada klub yang untung besar dengan menjual pemain. Seperti Borussia Dortmund yang menjual Jadon Sancho ke Manchester United sebesar 85 juta euro. 

Padahal Dortmund mendapatkan Sancho dari Manchester City hanya dengan biaya murah sekitar 8 juta euro! Berkat kepercayaan dan polesan terhadap pemain muda, berulang kali Dortmund disebut klub Eropa yang melakukan bisnis pintar: membeli murah pemain, tapi menjualnya dengan mahal.

Ada juga klub yang seakan "ketiban durian runtuh" mendapatkan pemain secara free transfers. Seperti Paris Saint Germain yang mendatangkan gratis kiper Gianluigi Donnaruma dari AC Milan, bek andal Sergio Ramos (Real Madrid) dan gelandang Georginio Wijnaldum (Liverpool) yang habis kontrak di klub masing-masing. 

Atau Inter Milan yang bergerak cepat menggaet Hakan Calhanoglu dari rival sekotanya, guna menambah kekuatan lini tengah sambil menunggu kejelasan nasib playmaker mereka asal Denmark, Christian Eriksen yang kolaps akibat serangan jantung di partai awal Euro 2020 beberapa waktu lalu. 

Di Spanyol, Barcelona menampung duo penyerang penyerang Memphis Depay (Olympique Lyon) dan Sergio Aguero (Manchester City) tanpa mahar. Kemudian Real Madrid yang mendapatkan David Alaba dari Bayern Muenchen.

Lalu bagaimana dengan sebaliknya. Klub merugi adalah klub yang melepas pemainnya yang habis kontrak secara cuma-cuma ke tim lain tanpa mendapatkan uang transfer sepeser pun. 

Musim ini contoh klub tersebut adalah AC Milan. Mereka mesti gigit jari melepaskan Donnaruma dan Calhanoglu. Padahal keduanya pemain inti, dan tentunya menghasilkan uang yang tidak sedikit di tengah kesulitan klub akibat pandemi saat ini. 

Kemudian ada Muenchen, Lyon, dan Liverpool. Alaba diperkirakan seharga 58,5 juta, Depay 40,5 juta euro, dan Wijnaldum sekitar 36 juta euro. Karena semuanya pemain hebat, tentu mereka tak kesulitan mendapatkan klub baru meski habis kontrak di klub lama.

Satu lagi kriteria klub merugi adalah klub yang membeli mahal-mahal pemain namun kemudian tak berguna. Kita lihat, Inter Milan yang merekrut gelandang Radja Nainggolan dari AS Roma pada tahun 2018 sebesar 38 juta euro plus menyertakan pemain muda Nicolo Zaniolo. 

Namun yang terjadi, permainan Nainggolan di Inter diluar ekspetasi. Ia berulang kali dipinjamkan ke Cagliari, tanpa ada klub besar yang tertarik. Lebih apes lagi, Zaniolo justru bersinar di Roma dan sekarang menjadi pemain potensial Italia.

Kasus sama terjadi pada Joao Mario. Bersinar di Euro 2016 bersama Portugal, membuat Inter mengontraknya seharga 40 juta euro dari Sporting CP. Apa lacur, kualitasnya abal-abal di Giuseppe Meazza. 

Berulang kali Mario dipinjamkan ke West Ham, Lokomotiv Moskow, dan Sporting CP. Membantu klub terakhir menjuarai Liga Portugal 2020/2021, Sporting mencoba  mempermanenkan Mario dengan harga sangat murah 3,5 juta euro. 

Tentu Inter menolak mentah-mentah. Tapi anehnya, Inter yang keki dengan Sporting malah memutus kontrak Mario dan membiarkannya ke Benfica yang notabene rival sengit Sporting secara gratis. 

Kasus ini sempat heboh, sebab Sporting berniat mengambil tindakan hukum ke Inter karena dianggap melanggar perjanjian awal yang berbunyi Nerazurri akan membayar hingga 30 juta euro jika menjual Mario ke klub Portugal lainnya. Bagi fans Inter, Mario menjadi contoh sahih pemain yang menyusahkan klub.

Menyambut musim 2021/2022 ini, untuk sementara Manchester United menjadi klub Eropa yang terboros di bursa transfer. Mereka sudah menghabiskan dana sekitar 127 juta euro hanya untuk membeli dua pemain, Jadon Sancho (85 juta euro/Dortmund) dan Raphael Varane (42 juta euro/Madrid). 

Ini demi ambisi Setan Merah untuk memupus dahaga gelar mereka, setelah terakhir menjuarai Premier League 2012/13. Entah kenapa sejak ditinggal pelatih legendaris mereka, Sir Alex Fergusson, MU berubah menjadi klub yang gemar menghambur-hamburkan uang demi membeli pemain berkualitas namun tak kunjung menghadirkan banyak prestasi. 

Kadang dianggap flop. Pemain yang disebut gagal, misalnya Alexis Sanchez dan Romelu Lukaku. Tapi nyatanya, keduanya membantu Inter meraih scudetto Serie-A 2020/2021. Malah sekarang Lukaku berubah jadi bomber ganas yang diperebutkan banyak klub top.

Salah satu transfer paling merugi (kalau tidak mau menyebutnya "bodoh") versi saya adalah yang dilakukan MU melibatkan Paul Pogba. Tumbuh di akademi muda mereka, MU kemudian melepas Pogba secara gratis ke Juventus pada tahun 2012. 

Namun Pogba yang bersinar di Italia, membuat MU membeli lagi gelandang Prancis itu pada 2016 dengan biaya selangit 105 juta euro yang menjadi termahal dalam sejarah klub. Sungguh apes nian. Tapi ya, klub kaya mah bebas.

(Bangka, 1 Agustus 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun